Rabu, 02 Desember 2015

Contoh Morfologi, gejala serangan , dan Klasifikasi Ilmiah hama tanaman Palawija


   



Dalam ilmu pertanian, mengetahui morfologi dan klasifikasi ilmiah hama tanaman merupakan hal yang wajib harus diketahui sebagai akademisi pertanian. Oleh karena itu, berikut akan disajikan kumpulan-kumpulan nama hama tanaman yang sering menjadi hama penting dalam pertanian kita.

1.    Nezara Viridula (kepik Hijau )Klasifikasi ilmiah :
    Kingdom : Animalia (Hewan)
    Filum         : Arthropoda (arthropoda)   

    Kelas        : Insecta (Serangga)
    Order       : Hemiptera
    Subordo   : Heteroptera
    Family      : Pentatomidae
    Subfamily : Pentatominae
    Genus       : Nezara
    Species      : Nezara viridula

Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan, kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daun. Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong.

Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian biji. Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji menghitam dan busuk.





2.    Ulat Kubis (Pluttela xylostella)

Klasifikasi ilmiah :
Filum (Phylum) : Arthropoda
Kelas         : Insecta
 Ordo         : Lepidoptera
Famili         : Plutellidae
Genus         : Plutella
spesies     : Plutella xylostella



Hama ulat daun kubis dilaporkan berasal dari daerah Mediterranean di Eropa Selatan, yang merupakan sumber berbagai jenis brasika. Hama ini tersebar luas di areal yang ditanami brasika, mulai dari daerah Amerika Utara dan Selatan, Afrika, China, India, Jepang, Asia Tenggara termasuk Indonesia, Selandia Baru, dan Australia.
Telur kecil bulat atau oval ukuran 0,6 x 0,3 mm, berwarna kuning, diletakkan secara tunggal atau berkelompok di bawah daun kubis. Namun, di laboratorium bila ngengat (dewasa) betina dihadapkan pada tanaman muda maka mereka bertelur pada bagian batang. Stadium telur antara 3-6 hari.
Larva (ulat) terdiri dari 4 instar, berwarna hijau, lincah, dan bila tersentuh larva akan menjatuhkan diri.. Larva instar pertama setelah keluar dari telur segera menggerek masuk ke dalam daging daun. Instar berikutnya baru keluar dari daun dan tumbuh sampai instar keempat. Pada kondisi lapangan, perkembangan larva dari instar I-IV selama 3-7; 2-7; 2-6; dan 2-10 hari. Larva atau ulat mempunyai pertumbuhan maksimum dengan ukuran panjang tubuh mencapai 10-12 mm. Prepupa berlangsung selama lebih kurang 24 jam, setelah itu memasuki stadium pupa. Panjang pupa bervariasi sekitar 4,5-7,0 mm dan lama umur pupa 5-15 hari.
Serangga dewasa berupa ngengat (kupu-kupu) berukuran kecil, berbentuk ramping, berwarna coklat-kelabu, panjangnya ±1,25 cm, sayap depan bagian dorsal memiliki corak khas yaitu tiga titik kuning seperti berlian, sehingga hama ini terkenal dengan nama ngengat punggung berlian (diamondback moth). Nama lain dari serangga tersebut adalah ngengat tritip dan ngengat kubis (cabbage moth). Aktif pada malam hari (nocturnal), dapat berpindah-pindah dari satu tanaman ke tanaman lain atau daerah ke daerah lain dengan bantuan hembusan angin. Siklus hidup berlangsung sekitar 2-3 minggu mulai dari telur hingga menjadi dewasa.

Stadium yang membahayakan adalah larva (ulat) karena menyerang permukaan daun dan melubangi daging daun (epidermis). Gejala serangan yang khas adalah daun berlubang-lubang seperti jendela yang menerawang dan tinggal urat-urat daunnya saja. Akibat serangan hama ini, kehilangan hasil dapat mencapai 58%-100%, terutama di musim kemarau.
Selain menyerang tanaman kubis, hama P. xylostella juga ditemukan menyerang berbagai jenis tanaman yang masih termasuk famili Brassicaceae (Cruciferae) seperti : lobak, lobak cina, petai, brokoli, kembang kol, dan mustard. Tanaman brassica liar seperti misalnya B. elongata, B. fruticulosa, Roripa sp. dan lainnya juga menjadi inang ulat kubis.
Cara pengendalian, dapat Melakukan pergiliran tanaman yang bukan famili brassicaceae, tumpang sari tanaman kubis dengan tomat, daun bawang dan jagung, serta penanaman tanaman perangkap seperti Rape di sekeliling kebun.
Musim tanam. Lebih baik untuk menanam kubis dan brassica lain pada musim hujan, karena populasi hama tersebut dapat dihambat oleh curah hujan.
Melepaskan musuh alami berupa predator (Paederus sp, Harpalus sp.) atau parasitoid (Cotesia plutella, Diadegma eucerophaga, dan D. semiclausum), dan patogen (Bacillus thuringiensis, Beauveria bassiana) yang bila diaplikasikan dapat menekan populasi dan serangannya.
Dengan mekanis , dapat Membuat perangkap ngengat berupa sex feromon sintesis yang disebut ugratus Ungu yang dipasang di sekitar kebun kubis. Sedangkan secara kimiawi, Aplikasi ini dilaksanakan setelah hama tersebut mencapai atau melewati ambang ekonomi, dengan memilih insektisida kimia selektif yang efektif tetapi mudah terurai seperti Dipel WP, Bactospeine WP, Florbac FC, atau penyemprotan insektisida biologi berbahan aktif Bacillus thuringiensis.


3.    Wereng Coklat (Nilaparvata lugens )
Klasifikasi ilmiah
Phylum     : Arthropoda
Class         : Insecta
Ordo         : Homoptera
Sub Ordo     : Auchenorrhyncha  
Family        : Delphacidae
Sub Family     : Fulgoroidea
Genus       :  Nilaparvata
Spesies     :  Nilaparvata lugens

Wereng batang coklat termasuk ordo, famili De Perkembangan hidupnya telurnimfa- imago. Serangga perusaknya nimfa dan imago, nimfa mengalami 5 kali ganti kulit (5 instar). Stadia nimfa berlangsung kira-kira 30 hari. Imago betina dapat bertelur hingga 600 telur, yang diletakkan berjajar 5-30 telur per kelompok. Selain badannya berwarna coklat terdapat tiga buah garis yang samar-samar. Panjang wereng 3-41/2 mm, lebar 2-2.8 mm.
Gejala pada Tanaman padi berubah warna menjadi kekuning-kuningan, kemudian mengering. Pada kelompok tanaman yang mengering, akan kelihatan seperi terbakar, disebut ”hopper burn ”. Tanaman yang tidak mengering dapat mengalami hambatan pertumbuhan, yaitu kerdil rumput. Kerdil rumput ini disebabkan oleh virus/mikoplasma yang ditularkan oleh wereng tersebut. Serta gejala Kerdil rumput ditandai dengan : Tanaman tetap kerdil (termasuk batang dan daun), walaupun tanaman tersebut dapat bertunas banyak dan tumbuh segar.


4.    Belalang Hijau (Oxya chinensis )
Klasifikasi Ilmiah Belalang Hijau Oxya chinensis
Kingdom     : Animalia
Phylum      : Arthropoda
Class     : Insecta
Order     : Orthoptera
Family      : Acrididae
Genus       : Oxya
Species     : Oxya chinensis

Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan.
Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong (pupa) —> dewasa (imago).
Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera.         Tipe mulut menggigit. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.

Hama ini biasanya memakan organ tumbuhan seperti daun, batang, dll. Organ tersebut akan kehilangan separuh dari strukturnya. Terutama struktur luar seperti epidermis, serat daun, dsb. Namun, tidak terlalu bahaya karena tidak merusak organ dalam dari tanaman.




5.    Ulat buah tomat (Helicoverpa armigera)

Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Divisi           : Arthropoda
Kelas            : Insecta
Ordo             : Lepidoptera
Famili           : Noctuide
Genus            : Helicoverpa
Spesies          : Helicoverpa armigera


panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Larva terdiri dari lima instar, lama stadium larva berkisar antara 12-25 hari. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat. Pupa dibentuk dalam tanah. Pupa yang baru terbentuk berwarna kuning, kemudian berubah kehijauan dan akhirnya berwarna kuning kecoklatan. Lama stadium pupa adalah 15-21 hari.
 ulat ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering membuat lobang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada umumnya terkena infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak. Pengendalian: (1) ngengat tertarik pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan perangkap; (2) telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan; (3) ditepi kebun ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada tanaman tomat; (4) tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan; (5) disemprot dengan insektisida, misalnya Diazinon dan Cymbush.


6.     Ulat tanah (Agrotis ipsilon)

Klasifikasi Ilmiah
      
Kingdom             : Animalia
Divisi              : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Lepidoptera
Famili              : Noctuidae
Genus              : Agrotis
Spesies            : Agrotis ipsilon

Pupa berwarna coklat terang berkilauan atau coklat gelap. Pupa dibentuk di permukaan bawah tanah dengan kokon terbuat dari tanah. Fase pupa adalah 5 – 6 hari. Daur hidup A. ipsilon dari telur sampai dewasa adalah 36 – 42 hari. Lamanya daur hidup tergantung pada tinggi rendahnya suhu udara.

Gejala serangan ditandai dengan terpotongnya tanaman pada pangkal batang atau tangkai daun. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Kerusakan berat biasanya terjadi pada awal musim kemarau. Pengendalian: mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot dengan insektisida.


7.      Kutu Daun (Aphis cracivora Koch)

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom             : Animalia
Filum               : Antropoda
Kelas               : Insekta
Ordo                : Homoptera
Famili              : Aphididae
Genus               : Aphis
Spesies             : Aphis cracivora Koch

Kutu hijau ini menjadi vektor (penyalur) virus sehingga tomat dapat terserang penyakit virus. Ciri: kutu ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Panjang kutu yang bersayap antara 2-2,5 mm, kepala dan dadanya berwarna coklat sampai hitam dan perutnya hijau kekuning-kuningan. Ukuran antena sepanjang badannya. Panjang kutu yang tidak bersayap antara 1,8-2,3 mm berwarna hijau kekuning-kuningan. Gejala: daun tomat yang diserang bentuknya jelek, keriting, kerdil, melengkung ke bawah, menyempit seperti pita, klorosis, mosaik dan daun menjadi rapuh.

 Pengendalian: (1) gulma di sekitar areal tanaman tomat harus dibersihkan karena dapat menjadi tempat berlindung kutu; (2) pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara dipijit sehingga kutu aphis tersebut mati; (3) pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida.

8.         Kutu kebul (Bemisia tabaci)

Kingdom             : Animalia
Divisi              : Anthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Homoptera
Famili              : Aleyrodidae
Genus               : Bemisia
Spesies             : Bemisia tabaci


Serangga dewasa kutu kebul berwarna putih dengan sayap jernih, ditutupi lapisan lilin yang bertepung. Ditutupi lapisan lilin yang bertepung. Ukran tubuhnya berkisar 1-1,5 mm. Telur berwarna kuning terang dan bertangkai seperti kerucut. Stadia telur berlangsung selama 6 hari. Serangga muda yang baru keluar dari telur berwarna putih pucat, tubuhnya berbentuk bulat telur dan pipih. Hany instar satu yang kakinya berfungsi, sedangkan instar dua dan tiga melekat pada daun selama masa petumbuhannya. Panjang tubuh nimfa 0,7 mm. Stadia pupa terbentuk pada permukaan daun bagian bawah. Stadia pupa terbentuk pada permukaan daun bagian bawah.

Daur hidup kutu kebul berlangsung selama 25 hari. Stadia telur 6,5 hari, stadia nimfa 10,2 hari dan stadia pupa 8 hari. Lama hidup jantan 7 hari dan betina 21 hari. Seekor betinamampu bertelur 60- 125 butir.

Imago menyukai daun-daun muda bagian atas tanaman. Imago berada dan meletakkan telur di permukaan bawah daun muda. Telur diletakkan secara tunggal. Instar 1 bergerak aktif selama1 sampai 2 hari. Sedang instar 2 dan 3 menetap pada permukaan bawah daun. Kutu kebul dapat berkembangbiak secara parthenogenesis. Kutu betina yang kawin meletakkan telur yang lebih banyak daripada yang tidak kawin.

9.     Kutu daun (Thrips parvispinus)

Klasifikasi  Illmiah

Kingdom             : Animalia
Divisi              : AnthropodaKelas               : Insecta
Ordo                : Tysanoptera
Famili              : Tripidae
Genus               : Thrips
Spesies             : Thrips parvispinus

Ciri: panjang thrips antara 1-1,2 mm, berwarna hitam, bergaris merah atau tidak bercak merah. Nimfa (thrips muda) berwarna putih atau putih kekuningan, tidak bersayap dan kadang-kadang berbercak merah. Thrips dewasa bersayap dan berambut berumbai-rumbai. Telur thrips berbentuk seperti ginjal atau oval.

 Gejala: Thrips mengisap cairan pada permukaan daun dimana daun yang telah diisap menjadi berwarna putih seperti perak karena udara masuk ke dalamnya. Bila terjadi serangan hebat, daun menjadi kering dan mati. Tanaman muda yang terserang akan layu dan mati. Pengendalian: (1) tanaman yang kekurangan air lebih banyak diserang thrips. Untuk itu, tanaman tomat harus disiram dengan air yang cukup; (2) gulma di areal tanaman tomat harus dibersihkan agar tidak menjadi tempat berlindung thrips; (3) disemprot dengan insektisida, misalnya Diazinon, Malathion dan Monocrotophos.


10.    Orycthes rhinoceros (kumbang tanduk )

Klasifikasi ilmiah :
Kingdom           : Animalia
Phylum            : Arthropoda
Class             : Insecta
Ordo              : Coleoptera
Family            : Scarabaeidae
Genus             : Oryctes
Species           : Oryctes rhinoceros L.
Kumbang tanduk (Coleoptera: Scarabaeidae) merupakan hama yang utama menyerang tanaman kelapa sawit di Indonesia, khususnya di areal peremajaan kelapa sawit. O. rhinoceros menggerek pucuk kelapa sawit yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan rusaknya titik tumbuh sehingga mematikan tanaman (Susanto dan Utomo, 2005).
Kumbang ini berukuran 40-50 mm, berwarna coklat kehitaman, pada bagian kepala terdapat tanduk kecil. Pada ujung perut yang betina terdapat bulu-bulu halus, sedang pada yang jantan tidak berbulu. Kumbang menggerek pupus yang belum terbuka mulai dari pangkal pelepah, terutama pada tanaman muda diareal peremajaan (Purba. 2005).
kumbang dewasa terbang ke tajuk kelapa pada malam hari dan mulai bergerak ke bagian salah satu ketiak pelepah daun paling atas. Kumbang merusak pelepah daun yang belum terbuka dan dapat menyebabkan pelepah patah. Kerusakan pada tanaman baru terlihat jelas setelah daun membuka 1-2 bulan kemudian berupa guntingan segitiga seperti huruf ”V”. Gejala ini merupakan ciri khas kumbang O. rhinoceros (Purba, dkk. 2008). Serangan hama O. rhinoceros dapat menurunkan produksi tandan buah segar pada panen tahun pertama hingga 60 % dan menimbulkan kematian tanaman muda hingga 25 % (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2009)
Oryctes Rhinoceros menyerang tanaman kelapa yang masih muda maupun yang sudah dewasa. Satu serangan kemungkinan bertambah serangan berikutnya. Tanaman tertentu lebih sering diserang. Tanaman yang sama dapat diserang oleh satu atau lebih kumbang sedangkan tanaman di dekatnya mungkin tidak diserang.. Kumbang dewasa terbang ke ucuk pada malam hari, dan mulai bergerak ke bagian dalam melalui salah satu ketiak pelepah bagian atas pucuk. Biasanya ketiak pelepah ketiga, keempat, kelima dari pucuk merupakan tempat masuk yang paling disukai. Setelah kumbang menggerek kedalam batang tanaman, kumbang akan memakan pelepah daun mudah yang sedang berkembang. Karena kumbang memakan daun yang masih terlipat, maka bekas gigitan akan menyebabkan daun seakan-akan tergunting yang baru jelas terlihat setelah daun membuka. Bentuk guntingan ini merupakan ciri khas serangan kumbang kelapa Oryctes (Anonim, 1989).







Selasa, 01 Desember 2015

TAKSONOMI FAMILY DAN GEJALA SERANGAN KUTU TANAMAN


    Kutu tanaman termasuk dalam kelmpok serangga ordo Hemiptera, subordi Sternorrhyncha dan superfamili Coccoidea (kutu tanaman). Dalam superfamili ini terdapat berbagai jenis kutu tanaman dan yang paling sering ditemukan menyerang tanaman hias maupun tanaman pertanian adalah family Aleyrodidae (kutukebul), Aphididae (kutu daun), Diasphididae (kutu perisai), Coccidae (kutu tempurung), Pseudococcidae (kutu putih) dan Margarodidae (kutu kapuk). Dari kelompok kutu tanman tersebut kelompok kutu daun merupakan serangga hama yang semua tahapan fase perkembangannya bebas bergerak.
1.    Family Aleyrodidae
Aleyrodidae merupakan family kutu kebul yang terdiri lebih dari 1500 spesie. Kutu kebul jantan dan betina keduanya mempunyai dua pasang sayap berupa selapu tipis keputiha. Kebanyakan spesies kutu kebul membentuk benang-benang lilin yang menyelimuti tubuh nimfa dan imagonya.

2.    Family Aphididae
Anggota family Aphididae mempunyai nama umum kutu daun. Serangga ini mempunya cirri khas berupa adanya sepasang kornikel pada bagian ujung abdomen. Imago kutu daun yang bersayap akan ditemui bila jumlah populasi kutu daun tinggi. Semua kutudau yang ada di Indonesia berjenis kelamin betina. Kutu daun menyukai tanman di bagian puuk atau daun yang masiih muda. Serang awal dimulai dari permukaan bawah daun.

3.    Family diaspididae
Family diaspididae mempunyai anggota terbanyak dibandingkan family kutu tanaman lainnya. Family ini mempunya naman  umum kutu perisai. Kutu perisai berina menghasilkan suatu perisai tebal anti air dan hidup menempel pada tanaman inagn. Perisai berfungsi sebagai pelindung dan bisa terpisah dari tubuhnya. Perisai tersebut merupaka eksuvium nimfa instar dua dan kadan-kadand nimfa yang lebih tua. Perisai akan tetap ada sekalipun kutu perisai sudah mati.

4.    Family coccidae
Family Coccidae biasa disebut dengan istilah ketu tempurung . tempurung ini merupakan struktur keras sebagai pelindung yang tidak bisa dilepas dari tubuhnya. Serangga betina bentuknya lebih pipih denga ukuran tubuh yang lebih panjang membulat dan integument lembut yang terkadang tertutup lilin. Tidak semua anggota kutu ini mempunyai antenna. Serangga jantan ada yang bersayap dan ada pula yang tidak bersayap.

5.    Family Pseudococcidae
Family Pseudococcidae yang lebih dikenal dengan nama umum kutu putih, merupaka fammili yang paling banyak dijumpai menyerangnn tanaman hias. Kutu putih  mengeluarkan lilin putih yang menutupi permukaan dan sekeliling tubuhnya, sehingga tampak berwarna keputihan bila dilihat sekilas. Namun demikian ada satu spesies yang tergolong kutu putih namun lilin yang menyelimuti tubuhnya berwarna coklat muda, yakni Nipaecoccus nipae.
Kutu putih betina berada secara morfologi dengan kutu putih jantan.kutu putih betina bentuknya mirip dengan kutu putih jantan. Kutu putih betina bentuknya mirip dengan serangga fase nimfa, tidak bersayap, dan relative diam menetap. Kutu putih jantan mempunyai sayap, sehingga lebih sering berpindah tempat . pada umumnya umur kutu putih jantan lebih pendek dari pada betina.

6.    Family Margarodidae
Ukuran tubuh spesies anggota family ini paling besar dibandingkan anggrota spesies dari family sebelumnya , dapat mencapai 2 cm. tubuh ditutupi lilin seperti gumpalan-gumpalan berbentuk bantal. Warna lilin bervariasi, yani putih atau kunging. Warna kutikula dan isi tubuh biaisanya oranye dan warna antenna serta tungkai adalah hitam. Istilah umum yang digunakan untuk spesies anggota family margarodidae adalah kutu kapuk.


a.    Metamorphosis
Serangga hama kutu tanaman paa umumnya mengalami metamorphosis paurometabola, urutan tahapan fase perkembangannya adalah telur, kemudian menetas menjadi serangga pradewasa disebut nimfa dan kemudian menjadi dewasa atau dikenal dengan instilah imago. Namun, bagi family yang memiliki bentuk bersayap, misalnya : kutuaun dan kutu kebul, kutu perisai jantan, kutu putih jantan dan kutu kapuk jantan, pada tahapan tertentu nimfa akan diam dan “berpupa” , karena itu  seringkali kutu tanaman digolongkan sebagai mengalami metamorphosis  peralihan antara paurometabola dan holometabola.

b.    Gejala serangan
Berbagai jenis kutu tanaman di atas dapat menyerang berbagai jenis tanaman hias. Semua anggota ordo ini memiliki alat mulut berupa stilet yang digunakan untuk menusuk dan menghisap jaringn tanaman, baik pada bagian pucuk, daun maupun batang tanaman. Kerusak pada daun tanaman hias dapat berupa ejal nekrosis, malformasi daun, dan matinya pucuk tanaman.
Sepanjang hidupnya kutu tanaman hidup pada tanaman inang dan menusukkan alat mulut berupa stilet ke jarringan tanaman serta menghisapnya, sehingga memiliki ekskresi berupa cairan pula. Cairan tersebut dikeluarkan dari tubuh kutu berupa limbah pencernaan . ekskresi ini dikeluarkan melalui struktur berupa cincin anal dan biasanya menetas tidak jau dari tempat hidupnya atau terlontar  ke helaian daun dibawahnya dikenal dengan istila embun madu. Akibat menumpuknya lapisan embun maduk pada permukaan adun maka akan menjadi  media tumbuh cendawan berwarna hitam yang disebut  embun gejala. Lapisan cendawan hitam itu seringkali menghalangi proses fotosintesa pada daun tersebut.
Adanya embun madu yang dikeluarkan kutu tanaman juga mengundang datangnya semut yang memanfaatkan embunmadu sebagai pakannya. Segi positif kehadiran semut ini adalah membantu kutu tanaman dari serangan musuh alami, baik dari golongan predator ataupun parasitoid, semut akan menghalau musuh alami yang mendekati kutu tanamanyang sedang bersimbiosis dengannya.

c.    Identifikasi kutu tanaman
Nama ilmiah suatu kutu tanaman yang sudah umum ditemui dapat dikenali secara langsung berdasarkan morfologi tubuh imago pada saat masih hidup. Namun beberapa jenis yang jarang ditemukan maka identifikasi harus berdasarkan bentuk tubuh kutu imago  betina yang telah dipreparasi dalam preparat mikroskop. Dalam pembuatan preparat mikroskop ini memerlukan pewawrna asam Fucshin . khusus untuk kutu daun , asam Fuchsin tidak diperlukan karena pigmentasi intiegumennya sudah cukup baik.


OLEH : DIREKTORAN PERLINDUNGAN HOTIKULTURA , JAKARTA

Tumbuhan gulma tanaman padi, jagung, dan palawija lainnya





1.    Alang-alang (Imperata cylindrica)
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan    : Plantae
Divisi        : Magnoliophyta
Kelas        : Liliopsida
Ordo        : Poales
Famili        : Poaceae
Genus        : Imperata
Spesies        : Imperata cylindrical



Alang alang adalah salah satu gulma perennial yang memiliki sistem perakaran (rhizoid) meluas dengan tinggi tanaman maksimal 100 cm. Alang-alang selalu menjadi gulma penting bagi hampir semua tanaman budidaya di daerah tropis. Tingkat penyebaran, perkembangan, dan daya alelopatinya yang tinggi menyebabkan keberadaan alang-alang di lahan budidaya sering menyebabkan penurunan produktivitas tanaman. Alang-alang diketahui menyebar hingga berbagai Negara di dunia, meliputi Negara di benua Asia, Afrika, Eropa, Australia, dan Amerika. Kendati demikian, alang-alang tidak ditemukan dalam skala luas di daerah sub tropis hingga kutub.
Dalam klasifikasi tanaman, alang alang tergolong ke dalam tanaman yang berkelas keping biji satu (monokotil), ordo glumiflorae, family rumput-rumputan (gramineae), genus imperata, dan spesies Imperata cylindrical. Sebenarnya ada 2 jenis imperata yang bias disebut alang-alang. Yang pertama adalah Imperata cylindrical yang bunganya berstamen dua, sedangkan yang kedua adalah imperata yang bunganya berstamen tunggal yaitu Eriopigon. Beberapa genus imperata yang saat ini sudah dikenal antara lain Imperata cylindrica, Imperata tonnis, Imperata brevifolia, Imperata brasiliensis, Imperata exaltta, Imperata contracta, dan Imperata chresmani.
 Alang-alang dapat memperbanyak diri secara vegetatif melalui rhizoma dan secara generatif melalui pembungaan dan biji. Rhizome dapat melakukan penetrasi hingga diameter 15 sd 40 cm, sedangkan akar yang tumbuh vertikal dapat mencapai kedalaman antara 60 sd 150 cm.  rhizzoma berwarna putih , beruas pendek, berwarna putih, sukulen, dan berasa manis karena memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Gulma ini tumbuh hingga ketinggian tak kurang dari 1 meter.  Daun alang-alang tumbuh tegak dengan pelepah daun yang memiliki permukaan yang halus serta tulang daun utama berwarna keputihan. Alang-alang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat karena memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi pada berbagai kondisi lingkungan.
Gulma alang-alang memang tergolong gulma yang sangat sulit dikendalikan.Hal ini karena alang-alang dapat beregenerasi dengan cepat melalui stolon dan bijinya. Alang-alang pun memiliki ketahanan hidup yang tinggi pada kondisi lingkungan yang beragam. Kendati demikian, pertumbuhan alang-alang akan terhambat dan berangsur-angsur terkendalikan melalui perlakuan naungan yang gelap. Naungan diperoleh dengan penanaman pohon penaung yang dapat tumbuh cepat dengan daya naung tinggi seperti leucaena glauca.

2.    Kirinyuh/ tekelan (Crhomolaena odorata L)
Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi              : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Asterales
Famili             : Asteraceae
Genus             : Chromolaena
Spesies           : Chromolaena odorata (L.) King & H.E. Robins



     
           bentuk akar pada tumbuhan Chromolaena odorata memiliki sususnan akar berupa akar tunggang, besar dan dalam.  Akar tunggang tersebut adalah akar tunggang bercabang. Akar ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, dan bercabang. Warna akar kekuning-kuningan.
 adapun Bagian-bagian akarnya :
1)     Leher akar / pangkal akar (collum)       
2)     Ujung akar (apex radicis)
3)     Batang akar (corpus radicis)
4)     Cabang-cabang akar (radix lateralis)
5)     Serabut akar (fibrilla radicalis)
6)     Rambut / bulu akar (pilus radicalis)           
7)    Tudung akar (calyptra)
Pada tumbuhan Chromolaena odorata memiliki struktur batang yaitu :
a)    Batang berbentuk bulat (teres)
b)     Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus)
c)    Pada permukaan batang terdapat rambut (pilosus)
d)    Percabangan pada batang merupakan cara percabangan monopodial, dimana batang pokok tampak
         Pada tumbuhan Chromolaena odorata memiliki struktur daun tidak lengkap . Karna hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja.  Adapun struktur-struktur daun adalah sebagai berikut :
Tangkai daun kirinyuh (Chromolaena odorata) ini atau kirinyuh adalah setengah lingkatan. Helaian daun kirinyuh (Chromolaena odorata) memiliki bagian bawah yang terlebar sehingga bentuk daun ini yaitu bangun segitiga. Pada Susunan tulang daun terdapat :
•    Ibu tulang (Costa)
•    Tulang-tulang cabang (nervus letaralis)
•    urat-urat daun (vena)
Chromolaena odorata merupakan gulma bagi pertanian karena pertumbuhannya yang cepat, sehingga menggu produksi tanaman pertanian dan dapat menutupi lahan pertanian.
Chromolaena odorata dikenal pula dengan nama tekelan maupun kirinyuh. Chromolaena odorata merupakan tumbuhan perdu berkayu tahunan. Gulma ini mempunyai cirri khas: daun berbentuk segita, mempunyai tiga tulan daun yang nyata terlihat dan bila diremas akan terasa bau yang khas, percabangan berhadapan, perbungaan majemuk yang dari jauh terlihat berwarna putih. Penyebaran meliputi 50 – 1000 m diatas permukaan laut (Nasution, 1986).
Chromolaena odorata adalah salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai larvasida alami. Tumbuhan ini mengandung senyawa fenol, alkaloid, triterpenoid, tanin,flavonoid (eupatorin) dan limonen. Kandungan tanin yang terdapat dalam daun kirinyuh adalah 2,56%.


3.    Rumput teki (Cyperus rotundus)
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom         : Plantae
Divisio         : Spermatophyta
Subdivisio      : Angiospermae
Kelas           : Dicotyledoneae
Ordo            : Cyperales
Family          : Cyperaceae
Genus           : Commelina
Spesies         : Cyperus rotundus L.                                     





Akar Rumput teki(Cyperus rotundus L.) merupakan sistem perakaran serabut, akar rumput teki memiliki banyak percabangan dan akar rumput teki memiliki banyak anak cabang akar, akar rumput teki memiliki rambut-rambut halus. Akar rumput teki tumbuh memanjang dan menyebar di dalam tanah.
Batang Rumput teki(Cyperus rotundus L.) tumbuh tegak, berbentuk segitiga, berongga kecil dan agak lunak, tingginya 10-30 cm dan penampangnya 1-2 mm. membentuk umbi di pangkal batang, membentuk rimpang panang yang dapat membentuk tunas baru, daun-daun terdapat di pangkal batang.
Daun Rumput teki(Cyperus rotundus L.) berbangun daun garis, licin, tidak berambut, warna permukaan atas hijau tua sedangkan permukaan bawah hijau muda, mempunyai parit yang membujur di bagian tengah, ujungnya agak runcing, lebih pendek dari batang yang membawa bunga, lebarnya 2-6 mm.
Bunga Rumput teki(Cyperus rotundus L.) memiliki bulir longgar terbentuk di ujung batang, braktea dua sampai empat, tidak rontok, panjangnya lebih kurangnsama atau melebihi panjang perbungaan, bercabang utama tiga sampai Sembilan yang menyebar, satu bulir berbunga sepuluh sampai empat puluh.
Buah Rumput teki(Cyperus rotundus L.) berbentuk bulat telur berisi tiga, panjangnya kurang lebih 1,5 mm, buah rumput teki memiliki warna coklat kehitam-hitaman. Buah rumput teki tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat ke sumbu, buah rumput teki berbentuk bulat telur dan lepes.
Biji Rumput teki(Cyperus rotundus L.) terdiri dari sepuluh sampai empat puluh buliran yang tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat ke sumbu, biji berbentuk bulat telur dan lepes, panjangnya kurang lebih 3 mm, berwarna coklat kemerah-merahan, benang sari dan putik tersembul keluar.

4. Ciplukan (physalis angulata)
 
klasifikasi Ilmiah
kerajaan                :plantae
phylum                 : magnoliophyta
kelas                     : Magnoliopsida
ordo                      : Asterales

famili                    : Asteraceae

genus                     :Chromolaena
spesies                   : Chromolaena odorata





Ceplukan atau ciplukan yang dalam bahasa latin disebut sebagai Physalis angulata merupakan salah satu tumbuhan herbal yang hidup semusim dan mempunyai tinggi sekitar 1 meter saja. Ceplukan atau ciplukan (Physalis angulata) yang mempunyai buah khas yang tertutup oleh pembesaran kelopak bunga ini kaya akan berbagai manfaat terutama sebagai tanaman herbal (obat-obatan).
Ceplukan atau ciplukan dikenal dengan berbagai nama daerah (lokal) seperti keceplokan, ciciplukan (Jawa), nyornyoran, yoryoran, (Madura), cecendet, cecendetan, cecenetan (Sunda), kopok-kopokan, kaceplokan, angket (Bali), leletep (sebagian Sumatra), leletokan (Minahasa), Kenampok, dedes (Sasak), lapunonat (Tanimbar, Seram), daun kopo-kopi, daun loto-loto, padang rase, dagameme, angket, dededes, daun boba, dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai cutleaf groundcherry, wild tomato, camapu, dan winter cherry. Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin) disebut sebagai Physalis angulata yang bersinonim dengan Physalis minima dan Physalis peruviana.
Pohon ceplukan diduga berasal dari daerah tropis Amerika dan tersebar ke berbagai kawasan di Amerika, Pasifik, Australia, dan Asia termasuk Indonesia. Di Indonesia, ciplukan tumbuh secara alami di semak-semak dekat pemukiman hingga pinggiran hutan. Tumbuhan yang kaya manfaat sebagai obat-obatan (herbal) ini mampu hidup hingga ketinggian 1.600 meter dpl.
Buah ciplukan yang kaya manfaat
Daun Ciplukan (Physalis angulata) bermanfaat sebagai obat penyembuhan patah tulang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Sedangkan buah ciplukan sendiri sering dimakan langsung untuk mengobati epilepsi, sulit buang air kecil, dan penyakit kuning.
Pada pohon ceplukan mengandung senyawa-senyawa aktif yang antara lain saponin (pada tunas), flavonoid (daun dan tunas), polifenol, dan fisalin (buah), Withangulatin A (buah), asam palmitat dan tearat (biji), alkaloid (akar), Chlorogenik acid (batang dan daun), tannin (buah), kriptoxantin (buah), vitamin C dan gula (buah).
Ceplukan dapat dimanfaatkan sebagai antihiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi, antioksidan, analgesik, dan sitotoksik. Juga sebagai peluruh air seni (diuretic), menetralkan racun, meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh dan anti tumor.
Melihat aneka manfaat pohon ciplukan yang sedemikian besar sungguh mengherankan hingga sekarang belum ada satupun yang berusaha membudidayakannya. Tanaman ceplukan masih dibiarkan tumbuh liar secara alami. Dan kemarin, saya iseng-iseng mencari sosok pohon ceplukan disekitar tempat tinggal saya untuk mengambil gambarnya, tetapi hasilnya nihil. Saya hanya bisa menemukan gambar pohon kaya manfaat ini melalui bantuan ‘Om Google’.


4.    Apu-apu (phystia stratiotes)
Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan     : Plantae.
Filum        : Tracheophyta.
Kelas         : Liliopsida.
Ordo         : Alismatales.
Famili         : Araceae.
Genus        : Pistia.
Spesies     : Pistia stratiotes L.





Apu-apu, kapu-kapu, atau kayu apung (Pistia stratiotes) menjadi salah satu tanaman air yang multifungsi. Selain sebagai penghias (tanaman hias air), apu-apu berfungsi juga sebagai pembersih dari pencemaran air. Selain itu, tumbuhan air apu-apu, termasuk salah satu tanaman hias yang mudah perawatannya dan bandel.
Nama latin tanaman hias ini adalah Pistia stratiotes L. Nama sinonimnya sangat banyak seperti Apiospermum obcordatum (Schleid.) Klotzsch, Limnonesis commutata (Schleid.) Klotzsch, Pistia aegyptiaca Schleid., Pistia amazonica C.Presl, Pistia crispata Blume, Pistia horkeliana Miq., Pistia obcordata Schleid., Pistia weigeltiana C.Presl, hingga Zala asiatica Lour.
Dalam bahasa Inggris kerap dinamai water cabbage, water lettuce, Nile cabbage, atau shellflower. Sedangkan di Indonesia sendiri pun memiliki beberapa sebutan mulai dari apu-apu, kapu-kapu, kiapu, ki apung, kayu apu, atau kayu apung.
Apu-apu merupakan tumbuhan dari family Araceae (talas-talasan) dan satu-satunya anggota genus Pistia. Daunnya berwarna hijau atau hijau kebiruan dan berubah kekuningan saat tua dengan ujung membulat dan pangkal agak meruncing. Ukuran daun memiliki panjang sekitar 2-10 cm dengan lebar antara 2-6 cm. Tepi daun berlekuk-lekuk dan memiliki rambut tebal yang lembut pada permukaannya. Daun daun tebal, kenyal, dan lembut, sepintas membentuk pahatan seperti mahkota bunga mawar. Pertulangan daun sejajar. Daun-daun ini tersusun secara roset di dekat akar hingga membentuk bagian seperti batang tanaman.
Tanaman air apu-apu memiliki akar panjang (hingga 80 cm) yang berwarna putih. Akar menggantung di bawah roset dan memiliki stolon. Rambut-rambut akar membentuk suatu struktur seperti keranjang yang dikelilingi gelembung udara, sehingga meningkatkan daya apung tumbuhan itu.
Bunga apu-apu (Pistia stratiotes) bertipe bunga tongkol yang muncul di ketiak daun. Bunga berwarna keputihan, berukuran sekitar 1 cm. Buahnya buni, berbentuk bulat, berwarna merah, dengan ukuran 5-8 cm. Bijinya bulat, berwarna hitam, berukuran sekitar 2 mm.
Tanaman ini tumbuh di air yang tenang, seperti danau, kolam, rawa-rawa, hingga sungai yang aliran airnya tidak deras. Tumbuh mengapung  di permukaan air yang banyak terkena sinar matahari. Berkembang biak secara generatif melalui biji dan vegetatif melalui stolon. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman air ini sangat cepat sehingga menjadikannya sebagai salah satu tanaman hias yang paling mudah perawatannya. Bahkan jika dibiarkan pertumbuhannya cenderung menjadi gulma.
Pemanfaatan tanaman apu-apu atau kayu apung (Pistia stratiotes) ini terutama sebagai tanaman hias pada kolam. Selain itu, tumbuhan ini dapat juga berperan sebagai pembersih air terutama untuk menyerap limbah akibat pencemaran bahan radioaktif dan logam berat yang terdapat di dalam air. Tumbuhan ini juga mengandung alkaloid, tanin, flavonoid, saponin, minyak, lemak dan glikosid sehingga dapat pula digunakan sebagai bahan obat herbal dalam mengobati demam, batuk rejan, dan pelancar air seni.
Tanaman dengan beberapa sebutan yang nyaris mirip mulai dari apu-apu, ki apu, kapu-kapu, ki apung, kayu apu, atau pun kayu apung ternyata bukan sekedar tanaman air hias yang berfungsi sebagai penghias kolam belaka. Ternyata di balik kesederhanaannya, ki apu memiliki keampuhan dalam menyerap pencemaran air, bahan radioaktif, dan logam yang terdapat di dalam air. Sehingga selain menikmati keindahan daunnya, air pun bisa menjadi lebih bersih. Namun mengingat pertumbuhannya yang cepat, dibutuhkan perawatan agar tanaman ini tidak menjadi gulma yang justru merugikan.


5.    Patikan kebo (Euphorbia herta)
Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom        : Plantae
Divisi             : Spermatophyta
Subdivisi        : Angiospermae
Kelas              : Dicotyledonae
Ordo               : Euphorbiales
Famili             : Euphorbiaceae
Genus             : Euphorbia
Spesies           : Euphorbia hirta L.    (nama latin)
                          Patikan kebo         (nama daerah)




Adapun morfologi dari tumbuhan patikan kebo, antara lain :
Akar patikan kebo mempunyai sistem perakaran tunggal dengan akar tambahan yaitu serabut akar yang muncul dari pangkal batang. Akar patikan kebo memiliki tudung akar yang berfungsi untuk menenbus tanah dan membentuk percabangan yang seluas-luasnya.
Batang patikan kebo berbentuk bulat dengan tinggi sekitar 0,1-0,6 mm. Batang utamanya berambut pada ujungnya. Batnag patikan kebo ini pada umumnya berwarna hijau tua. Batang ini seolah-olah berbuku-buku dan beruas-ruas. Namun nyatanya tidak sama. Batang patikan kebo ini memiliki serat-serat halus.
Daun patikan kebo ini bergaris dua, memanjat dengan miring. Ujung daun patikan kebo ini kerap kali bergerigi. Bagian bawah helaian daunnya berambut jarang. Daun patikan kebo memiliki panjang sekitar 0,5-5 cm.
Bunga patikan kebo tersusun dalam karangan bunga yang bertangkai pendek dan biasanya bunga ini duduk pada bagian ketiak  daun patikan kebo. Bunganya memiliki bentuk setengah bola. Seolah-olah bunga patikan kebo ini seperti mata cincin yang letaknya di tengah atau diantara daun-daun yang berhadapan.
patikan kebo inimemiliki panjang sekitar 1 mm, rambut menempel. Buahnya meruupakan buah kendaga beruang tiga. . Buah patikan kebo merupakan buah sejati tunggal kering.

Rabu, 25 November 2015

MATERI LAPORAN ACARA 3 DAN 4 KELEMBABAN NISBI DAN SUHU



 


BAB I PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang

Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap aktifitas organisme di alam. Kelembaban merupakan salah satu faktor ekologis yang mempengaruhi aktifitas organisme seperti penyebaran, keragaman harian, keragaman vertical dan horizontal.
Kelembaban udara juga merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kondisi / keadaan cuaca dan iklim di suatu wilayah tertentu. Secara ilmiah, kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan wilayah (tempat) tertentu. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban adalah tigrometer.
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul-molekul.  Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda- benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut.
Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu temperature atau derajat panas disebut thermometer. Dimana pada praktikum ini menggunakan thermometer bola kering dan thermometer bola basah.
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara.
Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara menurun.
Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat diketahui dengan ketelitian yang dapat menggunakan alat pengukur suhu berupa thermometer. Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat dirasakan ketika kita menyentuh benda ataupun zat tersebut.
Dalam dunia pertanian, iklim sangat berpengaruh dalam tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman sehingga dibutuhkan data-data yang lengkap dan akurat tentang iklim dan cuaca dari suatu wilayah . Beberapa anasir iklim yang penting adalah: temperatur, kelembaban udara, angin, sinar matahari,curah hujan dan evaporasi. Untuk mengukur nilai dari beberapa anasir iklim tersebut diperlukan suatu alat-alat pengukur meteorologis.
Dalam atmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air di udara disebut lengas (kelembaban, kebasahan) udara. Uap air adalah gas yang tidak berbau, tidak terlihat dan tidak berwarna, uap air ialah air dalam bentuk dan keadaan gas. Semua uap air dalam atmosfer disebabkan kerana penguapan.
Penguapan ialah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Agar supaya air dimana-mana dapat menguap, maka diperlukan suatu jumlah panas yang tertentu. Jumlah yang lepas disebut panas pengembu. Jadi pada pengupan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Hal ini sangat penting dalam atmosfer dalam hal pemeliharaan sejumlah panas.
Seperti diketahui penguapan, tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuhan.
Untuk tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu, karana apabila kelembaban tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman akan terganggu.

1.2              Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum “Penetapan Suhu Dan Kelembaban di Beberapa Permukaan Bervegetasi” adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengetahui suhu dan kelembapan udara serta kelembaban relative pada permukaan bervegetasi.
  2. Untuk mengetahui bagaimana menggunakan alat pengukur suhu dan kelembaban udara.
3.            Menjelaskan arti kelembaban udara relatif
4.         melakukan pengukuran kelambaban udara relatif dengan alat sederhana
5.         Menyadari pentingnya pengukuran kelembaban udara dan pengamatan








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran suhu suatu benda dan pengukuran diberbagai tempat pada dasarnya merupakan pengukuran yang tidak langsung. Pada proses pengukuran, umumnya terjadi perpindahan panas dari tempat yang akan diukur suhunya kea lat pengukur suhu. suhu yang terbaca pada alat pengukur suhu. Suhu yang terbaca pada alat pengukur suhu adalah suhu setelah terjadi kesetaraan, suhu antara benda yang diukur tersebut dengan alat pengukur suhu. Jadi, bukan suhu benda pada saat sebelum terjadi kontak antara benda yang akan diukur tersebut dengan alat pengukur. Alat pengukur suhu disebut thermometer. Termometer pada dasarnya merupakan instrumen yang terdiri dari bahan yang perubahan sifat fisiknya, karena perubahan suhu dapat mudah diukur. Sifat fisik yang berubah tersebut dapat berupa perubahan volume gas, pemuaian logam, perubahan daya hantar listrik atau sifat-sifat fisik lainnya. Masing-masing jenis termometer akan mempunyai skala yang berbeda. Oleh sebab itu, perlu dikalibrasi dengan termometer yang dijadikan patokan (standar). Termometer yang dijadikan patokan adalah termometer tahanan platina (Platinum Resistance Thermometer) atau IPTS-68 (Lakitan, 2002).
Udara adalah komponen terpenting bagi semua makhluk hidup. Udara juga merupakan salah satu yang berhubungan dengan suhu. Suhu dapat diukur dengan alat pengukur suhu. Dalam pengukuran suhu, pengambilan data suhu yang benar sangatlah penting. Suhu yang sering dipergunakan adalah suhu udara atau suhu tanah, sedangkan suhu yang merupakan benar-benar mempengaruhi pertumbuhan tanaman itu sendiri (Lakitan,2002).
Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap aktifitas organisme di alam. Kelembaban merupakan jumlah uap air di udara, sedangkan kelembaban mutlak adalah sejumlah uap air dalam udara yang dinyatakan sebagai berat per satuan udara (misalnya gram per kilogram udara). Kelembaban merupakan salah satu faktor ekologis yang mempengaruhi aktifitas organisme seperti penyebaran, keragaman harian, keragaman vertical dan horizontal. (Umar,2010).
Kelembaban nisbi beragam secara terbaik dengan suhu, pengukuran-pengukuran yang lebih teliti dengan kelembaban  sekilas diperoleh dengan psikrometer.  Psikrometer yang lazim digunakan secara berkala untuk memeriksa ketelitian Higrometer rambut. Pengukuran-pengukuran psikrometer  secara sederhana terdiri atas pengukuran-pengukuran suhu berpasangan yang satu dengan thermometer bola kering dan thermometer bola basah. Kelmbaban dapat dinyatakan dalam kwanitas-kwanitas mutlak/relatif untuk maksud-maksud tertentu. Neraca kelembaban merupakan suatu bagian intergral dari prosedur perencanaan komprehensif yang berskala besar (Richard, 1980).
Jumlah uap air yang ada dalam udara diacu sebagai kelembaban. Bobot sebenarnya uap air yang ada dalam satuan bobot udara dinyatakan sebagai kelembaban mutlak. Karena suhu dan tekanan mempengaruhi kelembaban, maka biasanya diukur sebagai kelembaban relatif. Kelembaban relatif adalah persentase uap air sebenarnya ada dibandingkan dengan kadar kejenuhan dalam suhu dan tekanan yang sedang ada (Michael, 1994).
Temperatur dan kelembaban umumnya penting dalam lingkungan daratan dan demikian eratnya berhubungan sehingga diakui sebagai bagian yang paling penting dari iklim. Interaksi antara temperature dengan kelembaban, seperti pada kasus interaksi kebanyakan faktor, tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak setiap faktor. Sehingga temperatur memberikan efek membatasinya lebih hebat lagi terhadap organisme apabila keadaan kelembaban adalah ekstrim, yakni apakah keadaan tadi sangat tinggi atau sangat rendah, daripada keadaan itu adalah sedang-sedang saja. Demikian juga, kelembaban memainkan peranan yang lebih gawat dalam keadaan temperature ekstrim. Dengan kata lain, hal ini adalah aspek laindari asas mengenai factor interaksi (Odum, 1994).
Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu :
a.         Suhu
b.        Tekanan udara
c.         Pergerakan angin
d.        Kuantitas dan kualitas penyinaran
e.         Vegetasi
f.         Ketersediaan air di suatu tempat (air, tanah, perairan). (Umar, 2010)
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara.Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara menurun. (Lakitan,2002)
faktor-faktor yang mempengaruhi suhu juga sangat erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kelembapan udara dalam berbagai hubungan yaitu :
1. Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi.
2. Ada atau tidaknya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembapan makin tinggi, namun suhu akan menjadi sangat rendah.
3. Pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya suatu tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah dan kelembapan udara semakin tinggi.
(Lakitan,2002)
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air diudara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defist tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandugan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) persatu air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersbeut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan deficit tekanan uap air adalah slisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan  kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas. Sebagai contoh, laju penguapan dari permukaan tanah lebih ditentukan oleh deficit tekanan uap air daripada kelembaban mutlak maupun nisbi. Sedangkan pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi telah mencapai 100% meskipun tekanan uap air aktualnya relatif rendah (Holton J.R,2006).
Alat meteorologi umumnya ada dua macam yaitu jenis biasa bukan pencatat dan jenis pencatat. Contoh jenis alat biasa adalah termometer, barometer, pluviometer, psikromrter, dan sebagainya. Alat pencatat misalnya termograf, barograf, pluviograf, hidrograf dan sebagainya. Untuk jenis alat pencatat biasanya dilengkapi dengan jam (waktu) dan pias (chart) yang diganti tiap hari untuk pias harian dan tiap minggu untuk pias mingguan. Biasanya pias ini dilengkapi dengan pias yang pembuatannya biasnya didasarkan pada bentuk dan cara membersihkan pena (Tjasyono, 2008).

Jumlah uap air yang ada dalam atmosfer dinyatakan dengan berbagai macam ukuran , yaitu : Kelembaban specifik (p), kelembaban Nisbah campuran (r) dan kelembaban nisbi (relative humidity, RH)
Kelembaban specifik adalah perbandingan antara masa uap air (mv) dengan masa udara lembab, yaitu massa udara kering (md) bersama-sama uap air tersebut (mv). Tetapi bila masa uap air tersebut hanya dibandingkan dengan massa udara kering maka disbut nisbah campuran, yang dilambangkan dengan r.
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual dinyatakan dengan tekanan uap aktual (ea), maka kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh (es) . Sehingga kelembaban nisbi (RH) dapat dituliskan dalam (%) sebagai berikut :
RH = 100 ea/es
Bila RH 100% maka tekanan uap aktual akan sama dengan tekanan uap jenuh. Tekanan uap jenuh tergantung oleh suhu udara. Semakin tinngi suhu udara maka kapasitas untuk menampung uap air atau es meningkat. Oleh sebab itu pada ea yang tetap, RH akan lebih kecil bila suhu udara meningkat dan sebaliknya RH makin tinggi bila suhu udara lebih rendah.
Ada beberapa prinsip yang digunakan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu
(1) Metode pertambahan panjang dan
(2)  Berat, pada benda-benda higroskpis, serta
(3) Metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikometer (Spiegel H.J,2006).

Kelembaban udara adalah banyaknya uap air di dalam udara. Kelembaban udara dibedakan menjadi dua macam:
a.    Kelembaban mutlak (absolut), adalah banyak sedikitnya uap air dalam gram pada 1 cm3 atau jumlah uap air yang dikandung udara pada suatu daerah tertentu yang dinyatakan dalam gram uap air tiap m3 udara. Kelembaban absolut tergantung pada suhu yang mempengaruhi kekuatan udara untuk memuat uap air. Tiap-tiap suhu mempunyai batas dari uap air yang dimuatnya.
b.    Kelembaban relatif (nisbi), yaitu perbandingan antara uap air di udara pada suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan dinyatakan dengan persen. Pada suhu udara yang semakin naik maka kelembaban relatif akan semakin kecil. Kelembaban relatif paling besar adalah 100%. Pada saat itu terjadi titik pengembunan, artinya pendinginan terus berlangsung dan terjadilah kondensasi yaitu uap air menjadi titik air dan jika melampaui titik beku terjadilah kristal es atau salju. Alat pengukur kelembaban relatif adalah higrometer rambut.
                                                                                            (wikipedia.2013)
            Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Definisi kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air. Beberapa cara untuk menyatakan jumlah uap air yaitu :
a.    Tekanan uap adalah tekanan parsial dari uap air. Dalam fase gas maka uap air di dalam atmosfer seperti gas sempurna (ideal).
b.    Kelembaban mutlak yaitu massa air yang terkandung dalam satu satuan volume udara lengas.
c.    Nisbah percampuran (mixing ratio) yaitu nisbah massa uap air terhadap massa udara kering.
d.   Kelembaban spesifik didefinisikan sebagai massa uap air persatuan massa udara basah.
e.    Kelembaban nisbi (RH) ialah perbandingan nisbah percampuran dengan nilai jenuhnya dan dinyatakan dalam %.
f.     Suhu virtual  (BMKG.2013)

     Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang melayang-layang di udara. Kabut melayang-layang dekat permukaan tanah, sedangkan awan melayang-layang di angkasa. Banyaknya uap air yang di kandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tingggi temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa. (Hardjodinomo, 1975)
 Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau higrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu. Pada siang hari kelembaban nisbi berangsur – angsur turun kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah besar.
Kelembaban udara disuatu tempat berbeda-beda, tergantung pada tempatnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya: Jumlah radiasi yang dipancatkan matahari yang diterima bumi, pengaruh daratan atau lautan, pengaruh ketinggian (altitude) dan pengaruh angin.  (Handoko, 1994)     
Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari disebabkan karena penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaan. Proses ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi matahari selama siang hari tersebut. Pada malam hari, akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, kandungan uap air di udara dekat permukaan tersebut akan berkurang.
(Benjamin, 1994)
Kelembaban yang mutlak adalah bilangan yang menyatakan uap-uap air yang ada dalam 1 meter kubit udara (gram uap air/m3 udara). Kelembaban spesifik adalah bilangan yang menyatakan berat uap air yang ada dalam 1 kg udara lembab atau basah (gram uap air/kg  udara basah). Kelembaban spesifik pada gerakan vertikal tetap sam jika selama itu tidak terjadi pengembunan atau kondensasi. Kelembaban spesifik/ nisbi adarah ukuran untuk tingkat kekenyangan  suatu massa udara dengan uap air. Kelembaban relative dinyatakan dengan perbandingan antara perbandingan antara jumlah uap air yang besar-besar ada dalam udara dengan jumlah uap air yang maxsimum dikali seratus dinyatakan dalam persen (%)                                                                                                                                                                                                       (Karim, 1986)
Kelembaban relatif yang merupakan ukuran bagi kemampuan udara pada suhu yang ada untuk menyurap uap lebih lanjut. Kelembaban relative diukur dengan menghembuskan udara pada 2 buah thermometer, salah satu diantaranya dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan lainnya kering (bola kering), thermometer tersebut dinamakan Psykrometer. Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi adalah kelembaban relative udara. Jika kelembaban relatif naik maka kemampuan udara untuk menyerap air akan berkurang.                                                                                                           (Soemarto, 1986)























BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu                         : 9.50 – 11.00
Kamis, 06 Desember 2012
Tempat            :Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi (budidaya kacang tanah),dan Hutan Universitas Jambi
3.2. Alat dan Bahan
Alat                 : 1.       Termometer Bola Basah Dan Termometer Bola
Kering
2.       Arloji / Stopwatch untuk menghitung waktu suhu
  3.       Benang untuk mengikat kapas pada termometer
4.       Tali rafia untuk mengikat termometer pada tiang penyangga
5.       Tiang penyangga (Bambu) untuk tempat termometer digantung
6.       Payung untuk melindungi dari sinar matahari
7.       Kapas untuk menutupi Termometer Bola Basah
8.       Tabel RH untuk menghitung kelembapan relatif udara diberbagai tempat
9.       Kertas
10.     Pena
Bahan              : 1.       Aquades untuk menetesi ke termometer bola basah






3.3. Prosedur Kerja
           
1.         Siapkan alat dan bahan yang akan dipakai
2.         Diikat payung keatas tiang penyangga dan diikat menggunakan benang atau tali rafia.
3.         Diikat termometer bola kering dan termometer bola basah menggunakan benang pada penyangga sepanjang 1.5 meter diatas permukaan tanah dan letakkan pada permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi (kacang tanah sebagai vegetasinya).
4.         Kemudian bungkus termometer bola basah dengan kapas dan diikat menggunakan benang kemudian ditetesi dengan aquades.
5.         Kemudian perhatikan suhu yang terdapat pada termometer bola kering dan bola basah selang 10 menit.
6.         Kemudian hitung selisih suhu antara termometer bola kering dan bola basah,Nilai selisih menghasilkan persentase kelembaban udara dengan bantuan tabel yang terdapat pada penuntun praktikum.
7.         Penentuan suhu dan kelembaban udara pada permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi (kacang tanah sebagai vegetasinya)dilakukan sebanyak (3) kali percobaan dengan selang waktu 10 menit.
8.         Untuk lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi dilakukan sama dengan prosedur kerja no 1 – 7
9.         Catat hasil praktikum dan buat dalam bentuk laporan praktikum.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berikut merupakan data hasil praktikum “Penetapan Suhu Dan Kelembaban di Beberapa Permukaan Bervegetasi”dengan menggunakan termometer bola basah dan termometer bola kering :
LOKASI PERCOBAAN

PERCOBAAN
SUHU BOLA KERING
SUHU BOLA BASAH
SELISIH SUHU  BOLA KERING     DAN                      BOLA BASAH
KELEMBABAN RELATIF (%) DARI SUHU   BOLA KERING  DAN           BOLA BASAH
PERMUKAAN BERVEGETASI DI LAHAN DASAR-DASAR AGRONOMI (KACANG TANAH SEBAGAI VEGETASINYA)
I
31
29
31-29= 2
86 %
2
29
28
29-28= 1
92 %
3
29
29
29-29= 0 
100 %
PERMUKAAN BERVEGETASI DI HUTAN UNIVERSITAS JAMBI


1
29
28
29-28= 1
92 %
2
28
27
28-27= 1
92 %
3
28
27
28-27= 1
92%





4.2 PEMBAHASAN
Kelembaban udara adalah persentase jumlah uap air yang ada diudara. Kelembaban di udara dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu : Radiasi Matahari, Jumlah Vegetasi, Luas Daratan dan Lautan, Kecepatan Angin.
Selain dipengaruhi oleh radiasi matahari, suhu juga dipengaruhi oleh curah hujan yaitu apabila  curah hujan tinggi maka suhu akan menurun sedangkan pada waktu curah hujan rendah maka suhu akan meningkat. Dari penjelasan tersebut kita dapat mengetahui pada waktu hujan suhu tertinggi  pada waktu thermometer diletakkan dibawah tajuk tanaman , sebab hujan akan tertahan di bawah tajuk tanaman dan tidak langsung diterima oleh thermometer, berbeda saat  Thermometer diatas tajuk tanaman karena di kedua ini thermometer akan langsung menerima hujan dan suhu akan turun dengan sendirinya.
Kelembaban tinggi artinya ada banyak uap air di udara, dan kelembaban rendah berarti hanya sedikit uap air di udara Kelembaban udara dapat dinyatakan sebagai : Kelembaban absolut, kelembaban nisbi (relatif), maupun defisit tekanan uap air.

Kelembaban absolut = kandungan uap air (dpt dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volume (kg/m3)
Kelembaban nisbi (relatif) = perbandingan kandungan (tekanan) uap air aktual dengan keadaan jenuhnya (g/kg).
Defisit tekanan uap = selisih antara tekanan uap jenuh dengan tekanan uap actual


Kelembaban relatif (Relative humidity = RH)
1.      Paling umum digunakan tetapi sering disalah mengerti
2.      Tidak menunjukkan jumlah uap air yang sebenarnya di udara
3.      Tergantung suhu udara. Udara yang panas memiliki kemampuan yang besar  dalam menampung uap air dibandingkan udara yang dingin. Pada udara dingin air akan cenderung berbentuk cair bukan uap.

Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air. Jika massa uap air tidak diikutkan maka disebut sebagai massa udara kering (dry air)

Data klimatologi kelembaban nisbi (relatif) atau relative humidity (disingkat RH) dan dinyatakan dalam% (persen). Kelembaban diukur sebagai persen, relatif terhadap titik
jenuh dimana udara tidak mampu lagi menampung tambahan uap air (i.e. 100% kelembaban).
RH = [ a/ s) x 100% atau (ea/es) x 100%
a = ea = tekanan uap air aktual
s = es = tekanan uap air pada kondisi jenuh
Jika udara jenuh dengan uap air maka a = s dan RH
Termometer bola basah merupakan termometer yang berisikan air raksa yang diberi warna yang didalam tabung. Dengan skala pengukuran suhu yang tepat. Namun pada termometer bola basah ini bagian bawahnya dihubungkan dengan air sehingga tempratur di termometer ini akan ditekan oleh air. Dengan bantuan air ini maka akan didapatka kelmbaban nisbi udara. Termometer bola kering merupakan termometer yang berisikan air raksa, cara kerja termometer ini umumnya sama dengnan termometer bola basah namun pada termometer bola kering ini tidak ada penghubungnya dengan air seperti pada termometer bola basah.
Higrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat. Sebuah alat pengukur kelembaban udara dengan mempergunaka seberkas rambut yang peka lengas sebagai sensor. Seberkas rambut direntangkan dan dihubungkan dengan kawat kuningan ke jarum yang diberi berpegas. Sifat dari rambut yang peka lengas ini adalah bahwa rambutakan memanjang bila sel-selnya terisi dengan air.

Untuk mendapatkan data kelembaban ini, maka mahasiswa melakukan praktikum pengukuran kelembaban dengan bantuan alat hygrometer  dan termohigrograf, selain itu untuk pengambilan data kelembaban nisbi ini termometer bola basah da bola kering menjadi patokan untuk pengambilan data. Dengan adanya data dari termometer bola basah dan bola kering maka kelembaban nisbi lingkungan akan bisa kita dapatkan. Cara untuk menghitung kelembaban nisbi udara ini adalah dengan mencari rata-rata suhu ditermometer bola basah dan di termometer bola kering. Selanjutnya hasil rata-rata termometer bola kering dikurangkan dengan termometer bola basah. Dari selisih ini maka akan didapatkan kelembaban nisbi udara dengan bantuan tabel.

Hubungan Kelembaban Dengan Tanaman

Untuk tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu, karana apabila kelembaban tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman akan terganggu.

Hubungan Kelembaban dengan Hama dan Penyakit

Kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap peynakit dibidang pertanian. Kelembaban udara yang terlalu tinggi akan menyebabkan penyakit semakin berkembang,penyakit akan menyebar secara luas bila kelembaban udara lingkungan sesuai dengan kelembaban optimalnya. Sebagai contoh, penyakit akan menyebar dengan bantuan hujan, dengan hujan maka bakteri penyebab penyakit pada tanaman akan lebih mudah berpindah dari tanaman yang sudah terinfeksi ke tanaman yang sehat shingga tanaman yang sehat akan terjangkitai penyakit yang sama.

Namun bila kelembaban rendah dalam artian suhu tinggi maka penyebaran penyakit akan berkurang, tapi sebaliknya hama akan berkembang. Penyakit yang disebabkan oleh virus akan berkembang juga karna virus merupakan mahluk yang selalu mempunyai vektor (vektor virus merupakan ham) jadi bila hama bertambah banyak maka penyakit yang disebabkan oleh virus juga akan berkembang.
Kelembaban udara juga merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kondisi / keadaan cuaca dan iklim di suatu wilayah tertentu. Secara ilmiah, kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan wilayah (tempat) tertentu. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban adalah tigrometer.
Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat diketahui dengan ketelitian yang dapat menggunakan alat pengukur suhu berupa thermometer. Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat dirasakan ketika kita menyentuh benda ataupun zat tersebut.
Dari hasil pengukuran suhu dan kelembapan udara pada berbagai tempat dengan menggunakan termometer bola basah dan termometer bola kering dapat dinyatakan bahwa diberbagai tempat terdapat perbedaan suhu dan kelembaban yang berbeda-beda. Hal ini dapat dibuktikan dari pengukuran yang telah dilakukan di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi.
pengukuran suhu suatu benda dan pengukuran diberbagai tempat pada dasarnya merupakan pengukuran yang tidak langsung. Pada proses pengukuran, umumnya terjadi perpindahan panas dari tempat yang akan diukur yang terbaca pada alat pengukur suhu adalah suhu setelah terjadi kesetaraan.
Pada pengukuran suhu di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya, pada percobaan 1 (satu) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 31dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 29.pada percobaan 2 (dua) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 29dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 28.Dan pada percobaan 3 (tiga) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 29dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 29.
Pada pengukuran suhu di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi.Pada percobaan 1 (satu) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 29dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 28.pada percobaan 2 (dua) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 28dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 27.Dan pada percobaan 3 (tiga) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 28dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 27.
faktor-faktor yang mempengaruhi suhu juga sangat erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kelembapan udara dalam berbagai hubungan yaitu :
1. Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi.
2. Ada atau tidaknya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembapan makin tinggi, namun suhu akan menjadi sangat rendah.
3. Pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya suatu tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah dan kelembapan udara semakin tinggi.
4. Pengaruh aktivitas manusia dipersemaian terbuka.
Setelah kita mengetahui suhu di lokasi permukaan bervegetasi di lokasi Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi,maka kita di anjurkan untuk menentukan kelembaban relative dengan bantuan table kelembaban relative (%) yang terdapat pada penuntun praktikum.
Untuk menentukan kelembaban relatif % dari suhu bola kering dan suhu bola basah adalah dengan melihat tabel pada penuntun praktikum,dengan rumus :



%Kelembaban Relatif = Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
Berikut adalah perhitungannya :
ü  Pada lokasi Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya :
percobaan 1 (Satu)
Dik      : Suhu Bola Kering : 31
                          Suhu Bola Basah  : 29
Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 31- 29
= 2
%Kelembaban Relatif = 86%
percobaan 2
Dik      : Suhu Bola Kering : 29
Suhu Bola Basah  : 28
Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 29- 28
= 1
%Kelembaban Relatif = 92%
percobaan 3
Dik      : Suhu Bola Kering : 29
Suhu Bola Basah  : 29
Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 29- 29
= 0
%Kelembaban Relatif = 100%

ü  Pada lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi. :
percobaan 1 (Satu)
Dik      : Suhu Bola Kering : 29
Suhu Bola Basah  : 28
Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 29- 28
= 1
%Kelembaban Relatif = 92%
percobaan 2
Dik      : Suhu Bola Kering : 28
Suhu Bola Basah  : 27
Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 28- 27
= 1
%Kelembaban Relatif = 92%




percobaan 3
Dik      : Suhu Bola Kering : 28
Suhu Bola Basah  : 27
Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 28- 27
= 1
%Kelembaban Relatif = 92%
Dilihat dari hasil tersebut maka dijelaskan bahwa suhu dan di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya lebih tinggi dari pada suhu di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi. Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara menurun.













BAB V
PENUTUP


5.1   KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini adalah :
  1. Perbandingan suhu rata-rata udara antara suhu  di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi adalah suhu thermometer bola kering = 29,66 ; 28,33dan pada suhu thermometer bola basah : 28,66 ; 27,33
  2. Perbandingan kelembapan relatif rata-rata udara di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi adalah : 92,66% ; 92%
  3. Persentase kelembaban relatif udara merupakan hasil perhitungan selisih suhu antara thermometer bola kering dan thermometer bola basah.
  4. Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas molekul dalam atmosfer.
  5. kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan wilayah (tempat) tertentu.
  6. Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil.
7.      Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kelembaban nisbi atau kelembaban relatif dapat diukur dengan menggunakan peralatan sederhana. Pengukuran kelembaban relatif dilakukan untuk membandingkan antara uap air di udara pada suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan dinyatakan dengan persen. Pada suhu udara yang semakin naik maka kelembaban relatif akan semakin kecil.

5.2 SARAN

 praktikum selanjutnya hendaknya mengamati dan mencatat menggunakan alat secara langsung. Yang terpenting adalah praktikan dapat menggunakan alat tersebut dengan benar.




DAFTAR PUSTAKA


Ir.Gusniwati,MP,2012,Penuntun Praktikum Instrumentasi Klimatologi.Universitas Jambi:Jambi
Lakitan, B. 1994. Dasar Klimatologi. PT Ragagrafindo Persada. Jakarta.
Michael. 1994. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang Dan Laboratorium.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Odum, Eugene. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Umar, M. Ruslan. 2006. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Karim, Kamarlis. 1986. Dasar-Dasar Klimatologi FP Unsyiah. Banda Aceh
Soemarto, C.D. 1986. Hidrologi Teknik. Erlangga. Jakarta.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-        unsur iklim.  PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta
Hardjodinomo, Soekirno. 1975. Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta, Bandung
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT.  Raja Grafindo Persada, Jakarta.