Rabu, 02 Desember 2015

Contoh Morfologi, gejala serangan , dan Klasifikasi Ilmiah hama tanaman Palawija


   



Dalam ilmu pertanian, mengetahui morfologi dan klasifikasi ilmiah hama tanaman merupakan hal yang wajib harus diketahui sebagai akademisi pertanian. Oleh karena itu, berikut akan disajikan kumpulan-kumpulan nama hama tanaman yang sering menjadi hama penting dalam pertanian kita.

1.    Nezara Viridula (kepik Hijau )Klasifikasi ilmiah :
    Kingdom : Animalia (Hewan)
    Filum         : Arthropoda (arthropoda)   

    Kelas        : Insecta (Serangga)
    Order       : Hemiptera
    Subordo   : Heteroptera
    Family      : Pentatomidae
    Subfamily : Pentatominae
    Genus       : Nezara
    Species      : Nezara viridula

Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan, kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daun. Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong.

Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian biji. Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji menghitam dan busuk.





2.    Ulat Kubis (Pluttela xylostella)

Klasifikasi ilmiah :
Filum (Phylum) : Arthropoda
Kelas         : Insecta
 Ordo         : Lepidoptera
Famili         : Plutellidae
Genus         : Plutella
spesies     : Plutella xylostella



Hama ulat daun kubis dilaporkan berasal dari daerah Mediterranean di Eropa Selatan, yang merupakan sumber berbagai jenis brasika. Hama ini tersebar luas di areal yang ditanami brasika, mulai dari daerah Amerika Utara dan Selatan, Afrika, China, India, Jepang, Asia Tenggara termasuk Indonesia, Selandia Baru, dan Australia.
Telur kecil bulat atau oval ukuran 0,6 x 0,3 mm, berwarna kuning, diletakkan secara tunggal atau berkelompok di bawah daun kubis. Namun, di laboratorium bila ngengat (dewasa) betina dihadapkan pada tanaman muda maka mereka bertelur pada bagian batang. Stadium telur antara 3-6 hari.
Larva (ulat) terdiri dari 4 instar, berwarna hijau, lincah, dan bila tersentuh larva akan menjatuhkan diri.. Larva instar pertama setelah keluar dari telur segera menggerek masuk ke dalam daging daun. Instar berikutnya baru keluar dari daun dan tumbuh sampai instar keempat. Pada kondisi lapangan, perkembangan larva dari instar I-IV selama 3-7; 2-7; 2-6; dan 2-10 hari. Larva atau ulat mempunyai pertumbuhan maksimum dengan ukuran panjang tubuh mencapai 10-12 mm. Prepupa berlangsung selama lebih kurang 24 jam, setelah itu memasuki stadium pupa. Panjang pupa bervariasi sekitar 4,5-7,0 mm dan lama umur pupa 5-15 hari.
Serangga dewasa berupa ngengat (kupu-kupu) berukuran kecil, berbentuk ramping, berwarna coklat-kelabu, panjangnya ±1,25 cm, sayap depan bagian dorsal memiliki corak khas yaitu tiga titik kuning seperti berlian, sehingga hama ini terkenal dengan nama ngengat punggung berlian (diamondback moth). Nama lain dari serangga tersebut adalah ngengat tritip dan ngengat kubis (cabbage moth). Aktif pada malam hari (nocturnal), dapat berpindah-pindah dari satu tanaman ke tanaman lain atau daerah ke daerah lain dengan bantuan hembusan angin. Siklus hidup berlangsung sekitar 2-3 minggu mulai dari telur hingga menjadi dewasa.

Stadium yang membahayakan adalah larva (ulat) karena menyerang permukaan daun dan melubangi daging daun (epidermis). Gejala serangan yang khas adalah daun berlubang-lubang seperti jendela yang menerawang dan tinggal urat-urat daunnya saja. Akibat serangan hama ini, kehilangan hasil dapat mencapai 58%-100%, terutama di musim kemarau.
Selain menyerang tanaman kubis, hama P. xylostella juga ditemukan menyerang berbagai jenis tanaman yang masih termasuk famili Brassicaceae (Cruciferae) seperti : lobak, lobak cina, petai, brokoli, kembang kol, dan mustard. Tanaman brassica liar seperti misalnya B. elongata, B. fruticulosa, Roripa sp. dan lainnya juga menjadi inang ulat kubis.
Cara pengendalian, dapat Melakukan pergiliran tanaman yang bukan famili brassicaceae, tumpang sari tanaman kubis dengan tomat, daun bawang dan jagung, serta penanaman tanaman perangkap seperti Rape di sekeliling kebun.
Musim tanam. Lebih baik untuk menanam kubis dan brassica lain pada musim hujan, karena populasi hama tersebut dapat dihambat oleh curah hujan.
Melepaskan musuh alami berupa predator (Paederus sp, Harpalus sp.) atau parasitoid (Cotesia plutella, Diadegma eucerophaga, dan D. semiclausum), dan patogen (Bacillus thuringiensis, Beauveria bassiana) yang bila diaplikasikan dapat menekan populasi dan serangannya.
Dengan mekanis , dapat Membuat perangkap ngengat berupa sex feromon sintesis yang disebut ugratus Ungu yang dipasang di sekitar kebun kubis. Sedangkan secara kimiawi, Aplikasi ini dilaksanakan setelah hama tersebut mencapai atau melewati ambang ekonomi, dengan memilih insektisida kimia selektif yang efektif tetapi mudah terurai seperti Dipel WP, Bactospeine WP, Florbac FC, atau penyemprotan insektisida biologi berbahan aktif Bacillus thuringiensis.


3.    Wereng Coklat (Nilaparvata lugens )
Klasifikasi ilmiah
Phylum     : Arthropoda
Class         : Insecta
Ordo         : Homoptera
Sub Ordo     : Auchenorrhyncha  
Family        : Delphacidae
Sub Family     : Fulgoroidea
Genus       :  Nilaparvata
Spesies     :  Nilaparvata lugens

Wereng batang coklat termasuk ordo, famili De Perkembangan hidupnya telurnimfa- imago. Serangga perusaknya nimfa dan imago, nimfa mengalami 5 kali ganti kulit (5 instar). Stadia nimfa berlangsung kira-kira 30 hari. Imago betina dapat bertelur hingga 600 telur, yang diletakkan berjajar 5-30 telur per kelompok. Selain badannya berwarna coklat terdapat tiga buah garis yang samar-samar. Panjang wereng 3-41/2 mm, lebar 2-2.8 mm.
Gejala pada Tanaman padi berubah warna menjadi kekuning-kuningan, kemudian mengering. Pada kelompok tanaman yang mengering, akan kelihatan seperi terbakar, disebut ”hopper burn ”. Tanaman yang tidak mengering dapat mengalami hambatan pertumbuhan, yaitu kerdil rumput. Kerdil rumput ini disebabkan oleh virus/mikoplasma yang ditularkan oleh wereng tersebut. Serta gejala Kerdil rumput ditandai dengan : Tanaman tetap kerdil (termasuk batang dan daun), walaupun tanaman tersebut dapat bertunas banyak dan tumbuh segar.


4.    Belalang Hijau (Oxya chinensis )
Klasifikasi Ilmiah Belalang Hijau Oxya chinensis
Kingdom     : Animalia
Phylum      : Arthropoda
Class     : Insecta
Order     : Orthoptera
Family      : Acrididae
Genus       : Oxya
Species     : Oxya chinensis

Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan.
Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong (pupa) —> dewasa (imago).
Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera.         Tipe mulut menggigit. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.

Hama ini biasanya memakan organ tumbuhan seperti daun, batang, dll. Organ tersebut akan kehilangan separuh dari strukturnya. Terutama struktur luar seperti epidermis, serat daun, dsb. Namun, tidak terlalu bahaya karena tidak merusak organ dalam dari tanaman.




5.    Ulat buah tomat (Helicoverpa armigera)

Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Divisi           : Arthropoda
Kelas            : Insecta
Ordo             : Lepidoptera
Famili           : Noctuide
Genus            : Helicoverpa
Spesies          : Helicoverpa armigera


panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Larva terdiri dari lima instar, lama stadium larva berkisar antara 12-25 hari. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat. Pupa dibentuk dalam tanah. Pupa yang baru terbentuk berwarna kuning, kemudian berubah kehijauan dan akhirnya berwarna kuning kecoklatan. Lama stadium pupa adalah 15-21 hari.
 ulat ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering membuat lobang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada umumnya terkena infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak. Pengendalian: (1) ngengat tertarik pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan perangkap; (2) telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan; (3) ditepi kebun ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada tanaman tomat; (4) tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan; (5) disemprot dengan insektisida, misalnya Diazinon dan Cymbush.


6.     Ulat tanah (Agrotis ipsilon)

Klasifikasi Ilmiah
      
Kingdom             : Animalia
Divisi              : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Lepidoptera
Famili              : Noctuidae
Genus              : Agrotis
Spesies            : Agrotis ipsilon

Pupa berwarna coklat terang berkilauan atau coklat gelap. Pupa dibentuk di permukaan bawah tanah dengan kokon terbuat dari tanah. Fase pupa adalah 5 – 6 hari. Daur hidup A. ipsilon dari telur sampai dewasa adalah 36 – 42 hari. Lamanya daur hidup tergantung pada tinggi rendahnya suhu udara.

Gejala serangan ditandai dengan terpotongnya tanaman pada pangkal batang atau tangkai daun. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Kerusakan berat biasanya terjadi pada awal musim kemarau. Pengendalian: mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot dengan insektisida.


7.      Kutu Daun (Aphis cracivora Koch)

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom             : Animalia
Filum               : Antropoda
Kelas               : Insekta
Ordo                : Homoptera
Famili              : Aphididae
Genus               : Aphis
Spesies             : Aphis cracivora Koch

Kutu hijau ini menjadi vektor (penyalur) virus sehingga tomat dapat terserang penyakit virus. Ciri: kutu ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Panjang kutu yang bersayap antara 2-2,5 mm, kepala dan dadanya berwarna coklat sampai hitam dan perutnya hijau kekuning-kuningan. Ukuran antena sepanjang badannya. Panjang kutu yang tidak bersayap antara 1,8-2,3 mm berwarna hijau kekuning-kuningan. Gejala: daun tomat yang diserang bentuknya jelek, keriting, kerdil, melengkung ke bawah, menyempit seperti pita, klorosis, mosaik dan daun menjadi rapuh.

 Pengendalian: (1) gulma di sekitar areal tanaman tomat harus dibersihkan karena dapat menjadi tempat berlindung kutu; (2) pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara dipijit sehingga kutu aphis tersebut mati; (3) pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida.

8.         Kutu kebul (Bemisia tabaci)

Kingdom             : Animalia
Divisi              : Anthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Homoptera
Famili              : Aleyrodidae
Genus               : Bemisia
Spesies             : Bemisia tabaci


Serangga dewasa kutu kebul berwarna putih dengan sayap jernih, ditutupi lapisan lilin yang bertepung. Ditutupi lapisan lilin yang bertepung. Ukran tubuhnya berkisar 1-1,5 mm. Telur berwarna kuning terang dan bertangkai seperti kerucut. Stadia telur berlangsung selama 6 hari. Serangga muda yang baru keluar dari telur berwarna putih pucat, tubuhnya berbentuk bulat telur dan pipih. Hany instar satu yang kakinya berfungsi, sedangkan instar dua dan tiga melekat pada daun selama masa petumbuhannya. Panjang tubuh nimfa 0,7 mm. Stadia pupa terbentuk pada permukaan daun bagian bawah. Stadia pupa terbentuk pada permukaan daun bagian bawah.

Daur hidup kutu kebul berlangsung selama 25 hari. Stadia telur 6,5 hari, stadia nimfa 10,2 hari dan stadia pupa 8 hari. Lama hidup jantan 7 hari dan betina 21 hari. Seekor betinamampu bertelur 60- 125 butir.

Imago menyukai daun-daun muda bagian atas tanaman. Imago berada dan meletakkan telur di permukaan bawah daun muda. Telur diletakkan secara tunggal. Instar 1 bergerak aktif selama1 sampai 2 hari. Sedang instar 2 dan 3 menetap pada permukaan bawah daun. Kutu kebul dapat berkembangbiak secara parthenogenesis. Kutu betina yang kawin meletakkan telur yang lebih banyak daripada yang tidak kawin.

9.     Kutu daun (Thrips parvispinus)

Klasifikasi  Illmiah

Kingdom             : Animalia
Divisi              : AnthropodaKelas               : Insecta
Ordo                : Tysanoptera
Famili              : Tripidae
Genus               : Thrips
Spesies             : Thrips parvispinus

Ciri: panjang thrips antara 1-1,2 mm, berwarna hitam, bergaris merah atau tidak bercak merah. Nimfa (thrips muda) berwarna putih atau putih kekuningan, tidak bersayap dan kadang-kadang berbercak merah. Thrips dewasa bersayap dan berambut berumbai-rumbai. Telur thrips berbentuk seperti ginjal atau oval.

 Gejala: Thrips mengisap cairan pada permukaan daun dimana daun yang telah diisap menjadi berwarna putih seperti perak karena udara masuk ke dalamnya. Bila terjadi serangan hebat, daun menjadi kering dan mati. Tanaman muda yang terserang akan layu dan mati. Pengendalian: (1) tanaman yang kekurangan air lebih banyak diserang thrips. Untuk itu, tanaman tomat harus disiram dengan air yang cukup; (2) gulma di areal tanaman tomat harus dibersihkan agar tidak menjadi tempat berlindung thrips; (3) disemprot dengan insektisida, misalnya Diazinon, Malathion dan Monocrotophos.


10.    Orycthes rhinoceros (kumbang tanduk )

Klasifikasi ilmiah :
Kingdom           : Animalia
Phylum            : Arthropoda
Class             : Insecta
Ordo              : Coleoptera
Family            : Scarabaeidae
Genus             : Oryctes
Species           : Oryctes rhinoceros L.
Kumbang tanduk (Coleoptera: Scarabaeidae) merupakan hama yang utama menyerang tanaman kelapa sawit di Indonesia, khususnya di areal peremajaan kelapa sawit. O. rhinoceros menggerek pucuk kelapa sawit yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan rusaknya titik tumbuh sehingga mematikan tanaman (Susanto dan Utomo, 2005).
Kumbang ini berukuran 40-50 mm, berwarna coklat kehitaman, pada bagian kepala terdapat tanduk kecil. Pada ujung perut yang betina terdapat bulu-bulu halus, sedang pada yang jantan tidak berbulu. Kumbang menggerek pupus yang belum terbuka mulai dari pangkal pelepah, terutama pada tanaman muda diareal peremajaan (Purba. 2005).
kumbang dewasa terbang ke tajuk kelapa pada malam hari dan mulai bergerak ke bagian salah satu ketiak pelepah daun paling atas. Kumbang merusak pelepah daun yang belum terbuka dan dapat menyebabkan pelepah patah. Kerusakan pada tanaman baru terlihat jelas setelah daun membuka 1-2 bulan kemudian berupa guntingan segitiga seperti huruf ”V”. Gejala ini merupakan ciri khas kumbang O. rhinoceros (Purba, dkk. 2008). Serangan hama O. rhinoceros dapat menurunkan produksi tandan buah segar pada panen tahun pertama hingga 60 % dan menimbulkan kematian tanaman muda hingga 25 % (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2009)
Oryctes Rhinoceros menyerang tanaman kelapa yang masih muda maupun yang sudah dewasa. Satu serangan kemungkinan bertambah serangan berikutnya. Tanaman tertentu lebih sering diserang. Tanaman yang sama dapat diserang oleh satu atau lebih kumbang sedangkan tanaman di dekatnya mungkin tidak diserang.. Kumbang dewasa terbang ke ucuk pada malam hari, dan mulai bergerak ke bagian dalam melalui salah satu ketiak pelepah bagian atas pucuk. Biasanya ketiak pelepah ketiga, keempat, kelima dari pucuk merupakan tempat masuk yang paling disukai. Setelah kumbang menggerek kedalam batang tanaman, kumbang akan memakan pelepah daun mudah yang sedang berkembang. Karena kumbang memakan daun yang masih terlipat, maka bekas gigitan akan menyebabkan daun seakan-akan tergunting yang baru jelas terlihat setelah daun membuka. Bentuk guntingan ini merupakan ciri khas serangan kumbang kelapa Oryctes (Anonim, 1989).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar