Selasa, 01 Desember 2015

Tumbuhan gulma tanaman padi, jagung, dan palawija lainnya





1.    Alang-alang (Imperata cylindrica)
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan    : Plantae
Divisi        : Magnoliophyta
Kelas        : Liliopsida
Ordo        : Poales
Famili        : Poaceae
Genus        : Imperata
Spesies        : Imperata cylindrical



Alang alang adalah salah satu gulma perennial yang memiliki sistem perakaran (rhizoid) meluas dengan tinggi tanaman maksimal 100 cm. Alang-alang selalu menjadi gulma penting bagi hampir semua tanaman budidaya di daerah tropis. Tingkat penyebaran, perkembangan, dan daya alelopatinya yang tinggi menyebabkan keberadaan alang-alang di lahan budidaya sering menyebabkan penurunan produktivitas tanaman. Alang-alang diketahui menyebar hingga berbagai Negara di dunia, meliputi Negara di benua Asia, Afrika, Eropa, Australia, dan Amerika. Kendati demikian, alang-alang tidak ditemukan dalam skala luas di daerah sub tropis hingga kutub.
Dalam klasifikasi tanaman, alang alang tergolong ke dalam tanaman yang berkelas keping biji satu (monokotil), ordo glumiflorae, family rumput-rumputan (gramineae), genus imperata, dan spesies Imperata cylindrical. Sebenarnya ada 2 jenis imperata yang bias disebut alang-alang. Yang pertama adalah Imperata cylindrical yang bunganya berstamen dua, sedangkan yang kedua adalah imperata yang bunganya berstamen tunggal yaitu Eriopigon. Beberapa genus imperata yang saat ini sudah dikenal antara lain Imperata cylindrica, Imperata tonnis, Imperata brevifolia, Imperata brasiliensis, Imperata exaltta, Imperata contracta, dan Imperata chresmani.
 Alang-alang dapat memperbanyak diri secara vegetatif melalui rhizoma dan secara generatif melalui pembungaan dan biji. Rhizome dapat melakukan penetrasi hingga diameter 15 sd 40 cm, sedangkan akar yang tumbuh vertikal dapat mencapai kedalaman antara 60 sd 150 cm.  rhizzoma berwarna putih , beruas pendek, berwarna putih, sukulen, dan berasa manis karena memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Gulma ini tumbuh hingga ketinggian tak kurang dari 1 meter.  Daun alang-alang tumbuh tegak dengan pelepah daun yang memiliki permukaan yang halus serta tulang daun utama berwarna keputihan. Alang-alang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat karena memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi pada berbagai kondisi lingkungan.
Gulma alang-alang memang tergolong gulma yang sangat sulit dikendalikan.Hal ini karena alang-alang dapat beregenerasi dengan cepat melalui stolon dan bijinya. Alang-alang pun memiliki ketahanan hidup yang tinggi pada kondisi lingkungan yang beragam. Kendati demikian, pertumbuhan alang-alang akan terhambat dan berangsur-angsur terkendalikan melalui perlakuan naungan yang gelap. Naungan diperoleh dengan penanaman pohon penaung yang dapat tumbuh cepat dengan daya naung tinggi seperti leucaena glauca.

2.    Kirinyuh/ tekelan (Crhomolaena odorata L)
Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi              : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Asterales
Famili             : Asteraceae
Genus             : Chromolaena
Spesies           : Chromolaena odorata (L.) King & H.E. Robins



     
           bentuk akar pada tumbuhan Chromolaena odorata memiliki sususnan akar berupa akar tunggang, besar dan dalam.  Akar tunggang tersebut adalah akar tunggang bercabang. Akar ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, dan bercabang. Warna akar kekuning-kuningan.
 adapun Bagian-bagian akarnya :
1)     Leher akar / pangkal akar (collum)       
2)     Ujung akar (apex radicis)
3)     Batang akar (corpus radicis)
4)     Cabang-cabang akar (radix lateralis)
5)     Serabut akar (fibrilla radicalis)
6)     Rambut / bulu akar (pilus radicalis)           
7)    Tudung akar (calyptra)
Pada tumbuhan Chromolaena odorata memiliki struktur batang yaitu :
a)    Batang berbentuk bulat (teres)
b)     Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus)
c)    Pada permukaan batang terdapat rambut (pilosus)
d)    Percabangan pada batang merupakan cara percabangan monopodial, dimana batang pokok tampak
         Pada tumbuhan Chromolaena odorata memiliki struktur daun tidak lengkap . Karna hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja.  Adapun struktur-struktur daun adalah sebagai berikut :
Tangkai daun kirinyuh (Chromolaena odorata) ini atau kirinyuh adalah setengah lingkatan. Helaian daun kirinyuh (Chromolaena odorata) memiliki bagian bawah yang terlebar sehingga bentuk daun ini yaitu bangun segitiga. Pada Susunan tulang daun terdapat :
•    Ibu tulang (Costa)
•    Tulang-tulang cabang (nervus letaralis)
•    urat-urat daun (vena)
Chromolaena odorata merupakan gulma bagi pertanian karena pertumbuhannya yang cepat, sehingga menggu produksi tanaman pertanian dan dapat menutupi lahan pertanian.
Chromolaena odorata dikenal pula dengan nama tekelan maupun kirinyuh. Chromolaena odorata merupakan tumbuhan perdu berkayu tahunan. Gulma ini mempunyai cirri khas: daun berbentuk segita, mempunyai tiga tulan daun yang nyata terlihat dan bila diremas akan terasa bau yang khas, percabangan berhadapan, perbungaan majemuk yang dari jauh terlihat berwarna putih. Penyebaran meliputi 50 – 1000 m diatas permukaan laut (Nasution, 1986).
Chromolaena odorata adalah salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai larvasida alami. Tumbuhan ini mengandung senyawa fenol, alkaloid, triterpenoid, tanin,flavonoid (eupatorin) dan limonen. Kandungan tanin yang terdapat dalam daun kirinyuh adalah 2,56%.


3.    Rumput teki (Cyperus rotundus)
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom         : Plantae
Divisio         : Spermatophyta
Subdivisio      : Angiospermae
Kelas           : Dicotyledoneae
Ordo            : Cyperales
Family          : Cyperaceae
Genus           : Commelina
Spesies         : Cyperus rotundus L.                                     





Akar Rumput teki(Cyperus rotundus L.) merupakan sistem perakaran serabut, akar rumput teki memiliki banyak percabangan dan akar rumput teki memiliki banyak anak cabang akar, akar rumput teki memiliki rambut-rambut halus. Akar rumput teki tumbuh memanjang dan menyebar di dalam tanah.
Batang Rumput teki(Cyperus rotundus L.) tumbuh tegak, berbentuk segitiga, berongga kecil dan agak lunak, tingginya 10-30 cm dan penampangnya 1-2 mm. membentuk umbi di pangkal batang, membentuk rimpang panang yang dapat membentuk tunas baru, daun-daun terdapat di pangkal batang.
Daun Rumput teki(Cyperus rotundus L.) berbangun daun garis, licin, tidak berambut, warna permukaan atas hijau tua sedangkan permukaan bawah hijau muda, mempunyai parit yang membujur di bagian tengah, ujungnya agak runcing, lebih pendek dari batang yang membawa bunga, lebarnya 2-6 mm.
Bunga Rumput teki(Cyperus rotundus L.) memiliki bulir longgar terbentuk di ujung batang, braktea dua sampai empat, tidak rontok, panjangnya lebih kurangnsama atau melebihi panjang perbungaan, bercabang utama tiga sampai Sembilan yang menyebar, satu bulir berbunga sepuluh sampai empat puluh.
Buah Rumput teki(Cyperus rotundus L.) berbentuk bulat telur berisi tiga, panjangnya kurang lebih 1,5 mm, buah rumput teki memiliki warna coklat kehitam-hitaman. Buah rumput teki tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat ke sumbu, buah rumput teki berbentuk bulat telur dan lepes.
Biji Rumput teki(Cyperus rotundus L.) terdiri dari sepuluh sampai empat puluh buliran yang tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat ke sumbu, biji berbentuk bulat telur dan lepes, panjangnya kurang lebih 3 mm, berwarna coklat kemerah-merahan, benang sari dan putik tersembul keluar.

4. Ciplukan (physalis angulata)
 
klasifikasi Ilmiah
kerajaan                :plantae
phylum                 : magnoliophyta
kelas                     : Magnoliopsida
ordo                      : Asterales

famili                    : Asteraceae

genus                     :Chromolaena
spesies                   : Chromolaena odorata





Ceplukan atau ciplukan yang dalam bahasa latin disebut sebagai Physalis angulata merupakan salah satu tumbuhan herbal yang hidup semusim dan mempunyai tinggi sekitar 1 meter saja. Ceplukan atau ciplukan (Physalis angulata) yang mempunyai buah khas yang tertutup oleh pembesaran kelopak bunga ini kaya akan berbagai manfaat terutama sebagai tanaman herbal (obat-obatan).
Ceplukan atau ciplukan dikenal dengan berbagai nama daerah (lokal) seperti keceplokan, ciciplukan (Jawa), nyornyoran, yoryoran, (Madura), cecendet, cecendetan, cecenetan (Sunda), kopok-kopokan, kaceplokan, angket (Bali), leletep (sebagian Sumatra), leletokan (Minahasa), Kenampok, dedes (Sasak), lapunonat (Tanimbar, Seram), daun kopo-kopi, daun loto-loto, padang rase, dagameme, angket, dededes, daun boba, dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai cutleaf groundcherry, wild tomato, camapu, dan winter cherry. Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin) disebut sebagai Physalis angulata yang bersinonim dengan Physalis minima dan Physalis peruviana.
Pohon ceplukan diduga berasal dari daerah tropis Amerika dan tersebar ke berbagai kawasan di Amerika, Pasifik, Australia, dan Asia termasuk Indonesia. Di Indonesia, ciplukan tumbuh secara alami di semak-semak dekat pemukiman hingga pinggiran hutan. Tumbuhan yang kaya manfaat sebagai obat-obatan (herbal) ini mampu hidup hingga ketinggian 1.600 meter dpl.
Buah ciplukan yang kaya manfaat
Daun Ciplukan (Physalis angulata) bermanfaat sebagai obat penyembuhan patah tulang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Sedangkan buah ciplukan sendiri sering dimakan langsung untuk mengobati epilepsi, sulit buang air kecil, dan penyakit kuning.
Pada pohon ceplukan mengandung senyawa-senyawa aktif yang antara lain saponin (pada tunas), flavonoid (daun dan tunas), polifenol, dan fisalin (buah), Withangulatin A (buah), asam palmitat dan tearat (biji), alkaloid (akar), Chlorogenik acid (batang dan daun), tannin (buah), kriptoxantin (buah), vitamin C dan gula (buah).
Ceplukan dapat dimanfaatkan sebagai antihiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi, antioksidan, analgesik, dan sitotoksik. Juga sebagai peluruh air seni (diuretic), menetralkan racun, meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh dan anti tumor.
Melihat aneka manfaat pohon ciplukan yang sedemikian besar sungguh mengherankan hingga sekarang belum ada satupun yang berusaha membudidayakannya. Tanaman ceplukan masih dibiarkan tumbuh liar secara alami. Dan kemarin, saya iseng-iseng mencari sosok pohon ceplukan disekitar tempat tinggal saya untuk mengambil gambarnya, tetapi hasilnya nihil. Saya hanya bisa menemukan gambar pohon kaya manfaat ini melalui bantuan ‘Om Google’.


4.    Apu-apu (phystia stratiotes)
Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan     : Plantae.
Filum        : Tracheophyta.
Kelas         : Liliopsida.
Ordo         : Alismatales.
Famili         : Araceae.
Genus        : Pistia.
Spesies     : Pistia stratiotes L.





Apu-apu, kapu-kapu, atau kayu apung (Pistia stratiotes) menjadi salah satu tanaman air yang multifungsi. Selain sebagai penghias (tanaman hias air), apu-apu berfungsi juga sebagai pembersih dari pencemaran air. Selain itu, tumbuhan air apu-apu, termasuk salah satu tanaman hias yang mudah perawatannya dan bandel.
Nama latin tanaman hias ini adalah Pistia stratiotes L. Nama sinonimnya sangat banyak seperti Apiospermum obcordatum (Schleid.) Klotzsch, Limnonesis commutata (Schleid.) Klotzsch, Pistia aegyptiaca Schleid., Pistia amazonica C.Presl, Pistia crispata Blume, Pistia horkeliana Miq., Pistia obcordata Schleid., Pistia weigeltiana C.Presl, hingga Zala asiatica Lour.
Dalam bahasa Inggris kerap dinamai water cabbage, water lettuce, Nile cabbage, atau shellflower. Sedangkan di Indonesia sendiri pun memiliki beberapa sebutan mulai dari apu-apu, kapu-kapu, kiapu, ki apung, kayu apu, atau kayu apung.
Apu-apu merupakan tumbuhan dari family Araceae (talas-talasan) dan satu-satunya anggota genus Pistia. Daunnya berwarna hijau atau hijau kebiruan dan berubah kekuningan saat tua dengan ujung membulat dan pangkal agak meruncing. Ukuran daun memiliki panjang sekitar 2-10 cm dengan lebar antara 2-6 cm. Tepi daun berlekuk-lekuk dan memiliki rambut tebal yang lembut pada permukaannya. Daun daun tebal, kenyal, dan lembut, sepintas membentuk pahatan seperti mahkota bunga mawar. Pertulangan daun sejajar. Daun-daun ini tersusun secara roset di dekat akar hingga membentuk bagian seperti batang tanaman.
Tanaman air apu-apu memiliki akar panjang (hingga 80 cm) yang berwarna putih. Akar menggantung di bawah roset dan memiliki stolon. Rambut-rambut akar membentuk suatu struktur seperti keranjang yang dikelilingi gelembung udara, sehingga meningkatkan daya apung tumbuhan itu.
Bunga apu-apu (Pistia stratiotes) bertipe bunga tongkol yang muncul di ketiak daun. Bunga berwarna keputihan, berukuran sekitar 1 cm. Buahnya buni, berbentuk bulat, berwarna merah, dengan ukuran 5-8 cm. Bijinya bulat, berwarna hitam, berukuran sekitar 2 mm.
Tanaman ini tumbuh di air yang tenang, seperti danau, kolam, rawa-rawa, hingga sungai yang aliran airnya tidak deras. Tumbuh mengapung  di permukaan air yang banyak terkena sinar matahari. Berkembang biak secara generatif melalui biji dan vegetatif melalui stolon. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman air ini sangat cepat sehingga menjadikannya sebagai salah satu tanaman hias yang paling mudah perawatannya. Bahkan jika dibiarkan pertumbuhannya cenderung menjadi gulma.
Pemanfaatan tanaman apu-apu atau kayu apung (Pistia stratiotes) ini terutama sebagai tanaman hias pada kolam. Selain itu, tumbuhan ini dapat juga berperan sebagai pembersih air terutama untuk menyerap limbah akibat pencemaran bahan radioaktif dan logam berat yang terdapat di dalam air. Tumbuhan ini juga mengandung alkaloid, tanin, flavonoid, saponin, minyak, lemak dan glikosid sehingga dapat pula digunakan sebagai bahan obat herbal dalam mengobati demam, batuk rejan, dan pelancar air seni.
Tanaman dengan beberapa sebutan yang nyaris mirip mulai dari apu-apu, ki apu, kapu-kapu, ki apung, kayu apu, atau pun kayu apung ternyata bukan sekedar tanaman air hias yang berfungsi sebagai penghias kolam belaka. Ternyata di balik kesederhanaannya, ki apu memiliki keampuhan dalam menyerap pencemaran air, bahan radioaktif, dan logam yang terdapat di dalam air. Sehingga selain menikmati keindahan daunnya, air pun bisa menjadi lebih bersih. Namun mengingat pertumbuhannya yang cepat, dibutuhkan perawatan agar tanaman ini tidak menjadi gulma yang justru merugikan.


5.    Patikan kebo (Euphorbia herta)
Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom        : Plantae
Divisi             : Spermatophyta
Subdivisi        : Angiospermae
Kelas              : Dicotyledonae
Ordo               : Euphorbiales
Famili             : Euphorbiaceae
Genus             : Euphorbia
Spesies           : Euphorbia hirta L.    (nama latin)
                          Patikan kebo         (nama daerah)




Adapun morfologi dari tumbuhan patikan kebo, antara lain :
Akar patikan kebo mempunyai sistem perakaran tunggal dengan akar tambahan yaitu serabut akar yang muncul dari pangkal batang. Akar patikan kebo memiliki tudung akar yang berfungsi untuk menenbus tanah dan membentuk percabangan yang seluas-luasnya.
Batang patikan kebo berbentuk bulat dengan tinggi sekitar 0,1-0,6 mm. Batang utamanya berambut pada ujungnya. Batnag patikan kebo ini pada umumnya berwarna hijau tua. Batang ini seolah-olah berbuku-buku dan beruas-ruas. Namun nyatanya tidak sama. Batang patikan kebo ini memiliki serat-serat halus.
Daun patikan kebo ini bergaris dua, memanjat dengan miring. Ujung daun patikan kebo ini kerap kali bergerigi. Bagian bawah helaian daunnya berambut jarang. Daun patikan kebo memiliki panjang sekitar 0,5-5 cm.
Bunga patikan kebo tersusun dalam karangan bunga yang bertangkai pendek dan biasanya bunga ini duduk pada bagian ketiak  daun patikan kebo. Bunganya memiliki bentuk setengah bola. Seolah-olah bunga patikan kebo ini seperti mata cincin yang letaknya di tengah atau diantara daun-daun yang berhadapan.
patikan kebo inimemiliki panjang sekitar 1 mm, rambut menempel. Buahnya meruupakan buah kendaga beruang tiga. . Buah patikan kebo merupakan buah sejati tunggal kering.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar