Rabu, 25 November 2015

MATERI LAPORAN ACARA 3 DAN 4 KELEMBABAN NISBI DAN SUHU



 


BAB I PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang

Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap aktifitas organisme di alam. Kelembaban merupakan salah satu faktor ekologis yang mempengaruhi aktifitas organisme seperti penyebaran, keragaman harian, keragaman vertical dan horizontal.
Kelembaban udara juga merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kondisi / keadaan cuaca dan iklim di suatu wilayah tertentu. Secara ilmiah, kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan wilayah (tempat) tertentu. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban adalah tigrometer.
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul-molekul.  Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda- benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut.
Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu temperature atau derajat panas disebut thermometer. Dimana pada praktikum ini menggunakan thermometer bola kering dan thermometer bola basah.
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara.
Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara menurun.
Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat diketahui dengan ketelitian yang dapat menggunakan alat pengukur suhu berupa thermometer. Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat dirasakan ketika kita menyentuh benda ataupun zat tersebut.
Dalam dunia pertanian, iklim sangat berpengaruh dalam tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman sehingga dibutuhkan data-data yang lengkap dan akurat tentang iklim dan cuaca dari suatu wilayah . Beberapa anasir iklim yang penting adalah: temperatur, kelembaban udara, angin, sinar matahari,curah hujan dan evaporasi. Untuk mengukur nilai dari beberapa anasir iklim tersebut diperlukan suatu alat-alat pengukur meteorologis.
Dalam atmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air di udara disebut lengas (kelembaban, kebasahan) udara. Uap air adalah gas yang tidak berbau, tidak terlihat dan tidak berwarna, uap air ialah air dalam bentuk dan keadaan gas. Semua uap air dalam atmosfer disebabkan kerana penguapan.
Penguapan ialah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Agar supaya air dimana-mana dapat menguap, maka diperlukan suatu jumlah panas yang tertentu. Jumlah yang lepas disebut panas pengembu. Jadi pada pengupan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Hal ini sangat penting dalam atmosfer dalam hal pemeliharaan sejumlah panas.
Seperti diketahui penguapan, tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuhan.
Untuk tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu, karana apabila kelembaban tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman akan terganggu.

1.2              Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum “Penetapan Suhu Dan Kelembaban di Beberapa Permukaan Bervegetasi” adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengetahui suhu dan kelembapan udara serta kelembaban relative pada permukaan bervegetasi.
  2. Untuk mengetahui bagaimana menggunakan alat pengukur suhu dan kelembaban udara.
3.            Menjelaskan arti kelembaban udara relatif
4.         melakukan pengukuran kelambaban udara relatif dengan alat sederhana
5.         Menyadari pentingnya pengukuran kelembaban udara dan pengamatan








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran suhu suatu benda dan pengukuran diberbagai tempat pada dasarnya merupakan pengukuran yang tidak langsung. Pada proses pengukuran, umumnya terjadi perpindahan panas dari tempat yang akan diukur suhunya kea lat pengukur suhu. suhu yang terbaca pada alat pengukur suhu. Suhu yang terbaca pada alat pengukur suhu adalah suhu setelah terjadi kesetaraan, suhu antara benda yang diukur tersebut dengan alat pengukur suhu. Jadi, bukan suhu benda pada saat sebelum terjadi kontak antara benda yang akan diukur tersebut dengan alat pengukur. Alat pengukur suhu disebut thermometer. Termometer pada dasarnya merupakan instrumen yang terdiri dari bahan yang perubahan sifat fisiknya, karena perubahan suhu dapat mudah diukur. Sifat fisik yang berubah tersebut dapat berupa perubahan volume gas, pemuaian logam, perubahan daya hantar listrik atau sifat-sifat fisik lainnya. Masing-masing jenis termometer akan mempunyai skala yang berbeda. Oleh sebab itu, perlu dikalibrasi dengan termometer yang dijadikan patokan (standar). Termometer yang dijadikan patokan adalah termometer tahanan platina (Platinum Resistance Thermometer) atau IPTS-68 (Lakitan, 2002).
Udara adalah komponen terpenting bagi semua makhluk hidup. Udara juga merupakan salah satu yang berhubungan dengan suhu. Suhu dapat diukur dengan alat pengukur suhu. Dalam pengukuran suhu, pengambilan data suhu yang benar sangatlah penting. Suhu yang sering dipergunakan adalah suhu udara atau suhu tanah, sedangkan suhu yang merupakan benar-benar mempengaruhi pertumbuhan tanaman itu sendiri (Lakitan,2002).
Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap aktifitas organisme di alam. Kelembaban merupakan jumlah uap air di udara, sedangkan kelembaban mutlak adalah sejumlah uap air dalam udara yang dinyatakan sebagai berat per satuan udara (misalnya gram per kilogram udara). Kelembaban merupakan salah satu faktor ekologis yang mempengaruhi aktifitas organisme seperti penyebaran, keragaman harian, keragaman vertical dan horizontal. (Umar,2010).
Kelembaban nisbi beragam secara terbaik dengan suhu, pengukuran-pengukuran yang lebih teliti dengan kelembaban  sekilas diperoleh dengan psikrometer.  Psikrometer yang lazim digunakan secara berkala untuk memeriksa ketelitian Higrometer rambut. Pengukuran-pengukuran psikrometer  secara sederhana terdiri atas pengukuran-pengukuran suhu berpasangan yang satu dengan thermometer bola kering dan thermometer bola basah. Kelmbaban dapat dinyatakan dalam kwanitas-kwanitas mutlak/relatif untuk maksud-maksud tertentu. Neraca kelembaban merupakan suatu bagian intergral dari prosedur perencanaan komprehensif yang berskala besar (Richard, 1980).
Jumlah uap air yang ada dalam udara diacu sebagai kelembaban. Bobot sebenarnya uap air yang ada dalam satuan bobot udara dinyatakan sebagai kelembaban mutlak. Karena suhu dan tekanan mempengaruhi kelembaban, maka biasanya diukur sebagai kelembaban relatif. Kelembaban relatif adalah persentase uap air sebenarnya ada dibandingkan dengan kadar kejenuhan dalam suhu dan tekanan yang sedang ada (Michael, 1994).
Temperatur dan kelembaban umumnya penting dalam lingkungan daratan dan demikian eratnya berhubungan sehingga diakui sebagai bagian yang paling penting dari iklim. Interaksi antara temperature dengan kelembaban, seperti pada kasus interaksi kebanyakan faktor, tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak setiap faktor. Sehingga temperatur memberikan efek membatasinya lebih hebat lagi terhadap organisme apabila keadaan kelembaban adalah ekstrim, yakni apakah keadaan tadi sangat tinggi atau sangat rendah, daripada keadaan itu adalah sedang-sedang saja. Demikian juga, kelembaban memainkan peranan yang lebih gawat dalam keadaan temperature ekstrim. Dengan kata lain, hal ini adalah aspek laindari asas mengenai factor interaksi (Odum, 1994).
Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu :
a.         Suhu
b.        Tekanan udara
c.         Pergerakan angin
d.        Kuantitas dan kualitas penyinaran
e.         Vegetasi
f.         Ketersediaan air di suatu tempat (air, tanah, perairan). (Umar, 2010)
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara.Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara menurun. (Lakitan,2002)
faktor-faktor yang mempengaruhi suhu juga sangat erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kelembapan udara dalam berbagai hubungan yaitu :
1. Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi.
2. Ada atau tidaknya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembapan makin tinggi, namun suhu akan menjadi sangat rendah.
3. Pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya suatu tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah dan kelembapan udara semakin tinggi.
(Lakitan,2002)
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air diudara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defist tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandugan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) persatu air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersbeut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan deficit tekanan uap air adalah slisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan  kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas. Sebagai contoh, laju penguapan dari permukaan tanah lebih ditentukan oleh deficit tekanan uap air daripada kelembaban mutlak maupun nisbi. Sedangkan pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi telah mencapai 100% meskipun tekanan uap air aktualnya relatif rendah (Holton J.R,2006).
Alat meteorologi umumnya ada dua macam yaitu jenis biasa bukan pencatat dan jenis pencatat. Contoh jenis alat biasa adalah termometer, barometer, pluviometer, psikromrter, dan sebagainya. Alat pencatat misalnya termograf, barograf, pluviograf, hidrograf dan sebagainya. Untuk jenis alat pencatat biasanya dilengkapi dengan jam (waktu) dan pias (chart) yang diganti tiap hari untuk pias harian dan tiap minggu untuk pias mingguan. Biasanya pias ini dilengkapi dengan pias yang pembuatannya biasnya didasarkan pada bentuk dan cara membersihkan pena (Tjasyono, 2008).

Jumlah uap air yang ada dalam atmosfer dinyatakan dengan berbagai macam ukuran , yaitu : Kelembaban specifik (p), kelembaban Nisbah campuran (r) dan kelembaban nisbi (relative humidity, RH)
Kelembaban specifik adalah perbandingan antara masa uap air (mv) dengan masa udara lembab, yaitu massa udara kering (md) bersama-sama uap air tersebut (mv). Tetapi bila masa uap air tersebut hanya dibandingkan dengan massa udara kering maka disbut nisbah campuran, yang dilambangkan dengan r.
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual dinyatakan dengan tekanan uap aktual (ea), maka kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh (es) . Sehingga kelembaban nisbi (RH) dapat dituliskan dalam (%) sebagai berikut :
RH = 100 ea/es
Bila RH 100% maka tekanan uap aktual akan sama dengan tekanan uap jenuh. Tekanan uap jenuh tergantung oleh suhu udara. Semakin tinngi suhu udara maka kapasitas untuk menampung uap air atau es meningkat. Oleh sebab itu pada ea yang tetap, RH akan lebih kecil bila suhu udara meningkat dan sebaliknya RH makin tinggi bila suhu udara lebih rendah.
Ada beberapa prinsip yang digunakan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu
(1) Metode pertambahan panjang dan
(2)  Berat, pada benda-benda higroskpis, serta
(3) Metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikometer (Spiegel H.J,2006).

Kelembaban udara adalah banyaknya uap air di dalam udara. Kelembaban udara dibedakan menjadi dua macam:
a.    Kelembaban mutlak (absolut), adalah banyak sedikitnya uap air dalam gram pada 1 cm3 atau jumlah uap air yang dikandung udara pada suatu daerah tertentu yang dinyatakan dalam gram uap air tiap m3 udara. Kelembaban absolut tergantung pada suhu yang mempengaruhi kekuatan udara untuk memuat uap air. Tiap-tiap suhu mempunyai batas dari uap air yang dimuatnya.
b.    Kelembaban relatif (nisbi), yaitu perbandingan antara uap air di udara pada suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan dinyatakan dengan persen. Pada suhu udara yang semakin naik maka kelembaban relatif akan semakin kecil. Kelembaban relatif paling besar adalah 100%. Pada saat itu terjadi titik pengembunan, artinya pendinginan terus berlangsung dan terjadilah kondensasi yaitu uap air menjadi titik air dan jika melampaui titik beku terjadilah kristal es atau salju. Alat pengukur kelembaban relatif adalah higrometer rambut.
                                                                                            (wikipedia.2013)
            Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Definisi kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air. Beberapa cara untuk menyatakan jumlah uap air yaitu :
a.    Tekanan uap adalah tekanan parsial dari uap air. Dalam fase gas maka uap air di dalam atmosfer seperti gas sempurna (ideal).
b.    Kelembaban mutlak yaitu massa air yang terkandung dalam satu satuan volume udara lengas.
c.    Nisbah percampuran (mixing ratio) yaitu nisbah massa uap air terhadap massa udara kering.
d.   Kelembaban spesifik didefinisikan sebagai massa uap air persatuan massa udara basah.
e.    Kelembaban nisbi (RH) ialah perbandingan nisbah percampuran dengan nilai jenuhnya dan dinyatakan dalam %.
f.     Suhu virtual  (BMKG.2013)

     Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang melayang-layang di udara. Kabut melayang-layang dekat permukaan tanah, sedangkan awan melayang-layang di angkasa. Banyaknya uap air yang di kandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tingggi temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa. (Hardjodinomo, 1975)
 Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau higrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu. Pada siang hari kelembaban nisbi berangsur – angsur turun kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah besar.
Kelembaban udara disuatu tempat berbeda-beda, tergantung pada tempatnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya: Jumlah radiasi yang dipancatkan matahari yang diterima bumi, pengaruh daratan atau lautan, pengaruh ketinggian (altitude) dan pengaruh angin.  (Handoko, 1994)     
Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari disebabkan karena penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaan. Proses ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi matahari selama siang hari tersebut. Pada malam hari, akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, kandungan uap air di udara dekat permukaan tersebut akan berkurang.
(Benjamin, 1994)
Kelembaban yang mutlak adalah bilangan yang menyatakan uap-uap air yang ada dalam 1 meter kubit udara (gram uap air/m3 udara). Kelembaban spesifik adalah bilangan yang menyatakan berat uap air yang ada dalam 1 kg udara lembab atau basah (gram uap air/kg  udara basah). Kelembaban spesifik pada gerakan vertikal tetap sam jika selama itu tidak terjadi pengembunan atau kondensasi. Kelembaban spesifik/ nisbi adarah ukuran untuk tingkat kekenyangan  suatu massa udara dengan uap air. Kelembaban relative dinyatakan dengan perbandingan antara perbandingan antara jumlah uap air yang besar-besar ada dalam udara dengan jumlah uap air yang maxsimum dikali seratus dinyatakan dalam persen (%)                                                                                                                                                                                                       (Karim, 1986)
Kelembaban relatif yang merupakan ukuran bagi kemampuan udara pada suhu yang ada untuk menyurap uap lebih lanjut. Kelembaban relative diukur dengan menghembuskan udara pada 2 buah thermometer, salah satu diantaranya dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan lainnya kering (bola kering), thermometer tersebut dinamakan Psykrometer. Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi adalah kelembaban relative udara. Jika kelembaban relatif naik maka kemampuan udara untuk menyerap air akan berkurang.                                                                                                           (Soemarto, 1986)























BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu                         : 9.50 – 11.00
Kamis, 06 Desember 2012
Tempat            :Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi (budidaya kacang tanah),dan Hutan Universitas Jambi
3.2. Alat dan Bahan
Alat                 : 1.       Termometer Bola Basah Dan Termometer Bola
Kering
2.       Arloji / Stopwatch untuk menghitung waktu suhu
  3.       Benang untuk mengikat kapas pada termometer
4.       Tali rafia untuk mengikat termometer pada tiang penyangga
5.       Tiang penyangga (Bambu) untuk tempat termometer digantung
6.       Payung untuk melindungi dari sinar matahari
7.       Kapas untuk menutupi Termometer Bola Basah
8.       Tabel RH untuk menghitung kelembapan relatif udara diberbagai tempat
9.       Kertas
10.     Pena
Bahan              : 1.       Aquades untuk menetesi ke termometer bola basah






3.3. Prosedur Kerja
           
1.         Siapkan alat dan bahan yang akan dipakai
2.         Diikat payung keatas tiang penyangga dan diikat menggunakan benang atau tali rafia.
3.         Diikat termometer bola kering dan termometer bola basah menggunakan benang pada penyangga sepanjang 1.5 meter diatas permukaan tanah dan letakkan pada permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi (kacang tanah sebagai vegetasinya).
4.         Kemudian bungkus termometer bola basah dengan kapas dan diikat menggunakan benang kemudian ditetesi dengan aquades.
5.         Kemudian perhatikan suhu yang terdapat pada termometer bola kering dan bola basah selang 10 menit.
6.         Kemudian hitung selisih suhu antara termometer bola kering dan bola basah,Nilai selisih menghasilkan persentase kelembaban udara dengan bantuan tabel yang terdapat pada penuntun praktikum.
7.         Penentuan suhu dan kelembaban udara pada permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi (kacang tanah sebagai vegetasinya)dilakukan sebanyak (3) kali percobaan dengan selang waktu 10 menit.
8.         Untuk lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi dilakukan sama dengan prosedur kerja no 1 – 7
9.         Catat hasil praktikum dan buat dalam bentuk laporan praktikum.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berikut merupakan data hasil praktikum “Penetapan Suhu Dan Kelembaban di Beberapa Permukaan Bervegetasi”dengan menggunakan termometer bola basah dan termometer bola kering :
LOKASI PERCOBAAN

PERCOBAAN
SUHU BOLA KERING
SUHU BOLA BASAH
SELISIH SUHU  BOLA KERING     DAN                      BOLA BASAH
KELEMBABAN RELATIF (%) DARI SUHU   BOLA KERING  DAN           BOLA BASAH
PERMUKAAN BERVEGETASI DI LAHAN DASAR-DASAR AGRONOMI (KACANG TANAH SEBAGAI VEGETASINYA)
I
31
29
31-29= 2
86 %
2
29
28
29-28= 1
92 %
3
29
29
29-29= 0 
100 %
PERMUKAAN BERVEGETASI DI HUTAN UNIVERSITAS JAMBI


1
29
28
29-28= 1
92 %
2
28
27
28-27= 1
92 %
3
28
27
28-27= 1
92%





4.2 PEMBAHASAN
Kelembaban udara adalah persentase jumlah uap air yang ada diudara. Kelembaban di udara dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu : Radiasi Matahari, Jumlah Vegetasi, Luas Daratan dan Lautan, Kecepatan Angin.
Selain dipengaruhi oleh radiasi matahari, suhu juga dipengaruhi oleh curah hujan yaitu apabila  curah hujan tinggi maka suhu akan menurun sedangkan pada waktu curah hujan rendah maka suhu akan meningkat. Dari penjelasan tersebut kita dapat mengetahui pada waktu hujan suhu tertinggi  pada waktu thermometer diletakkan dibawah tajuk tanaman , sebab hujan akan tertahan di bawah tajuk tanaman dan tidak langsung diterima oleh thermometer, berbeda saat  Thermometer diatas tajuk tanaman karena di kedua ini thermometer akan langsung menerima hujan dan suhu akan turun dengan sendirinya.
Kelembaban tinggi artinya ada banyak uap air di udara, dan kelembaban rendah berarti hanya sedikit uap air di udara Kelembaban udara dapat dinyatakan sebagai : Kelembaban absolut, kelembaban nisbi (relatif), maupun defisit tekanan uap air.

Kelembaban absolut = kandungan uap air (dpt dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volume (kg/m3)
Kelembaban nisbi (relatif) = perbandingan kandungan (tekanan) uap air aktual dengan keadaan jenuhnya (g/kg).
Defisit tekanan uap = selisih antara tekanan uap jenuh dengan tekanan uap actual


Kelembaban relatif (Relative humidity = RH)
1.      Paling umum digunakan tetapi sering disalah mengerti
2.      Tidak menunjukkan jumlah uap air yang sebenarnya di udara
3.      Tergantung suhu udara. Udara yang panas memiliki kemampuan yang besar  dalam menampung uap air dibandingkan udara yang dingin. Pada udara dingin air akan cenderung berbentuk cair bukan uap.

Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air. Jika massa uap air tidak diikutkan maka disebut sebagai massa udara kering (dry air)

Data klimatologi kelembaban nisbi (relatif) atau relative humidity (disingkat RH) dan dinyatakan dalam% (persen). Kelembaban diukur sebagai persen, relatif terhadap titik
jenuh dimana udara tidak mampu lagi menampung tambahan uap air (i.e. 100% kelembaban).
RH = [ a/ s) x 100% atau (ea/es) x 100%
a = ea = tekanan uap air aktual
s = es = tekanan uap air pada kondisi jenuh
Jika udara jenuh dengan uap air maka a = s dan RH
Termometer bola basah merupakan termometer yang berisikan air raksa yang diberi warna yang didalam tabung. Dengan skala pengukuran suhu yang tepat. Namun pada termometer bola basah ini bagian bawahnya dihubungkan dengan air sehingga tempratur di termometer ini akan ditekan oleh air. Dengan bantuan air ini maka akan didapatka kelmbaban nisbi udara. Termometer bola kering merupakan termometer yang berisikan air raksa, cara kerja termometer ini umumnya sama dengnan termometer bola basah namun pada termometer bola kering ini tidak ada penghubungnya dengan air seperti pada termometer bola basah.
Higrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat. Sebuah alat pengukur kelembaban udara dengan mempergunaka seberkas rambut yang peka lengas sebagai sensor. Seberkas rambut direntangkan dan dihubungkan dengan kawat kuningan ke jarum yang diberi berpegas. Sifat dari rambut yang peka lengas ini adalah bahwa rambutakan memanjang bila sel-selnya terisi dengan air.

Untuk mendapatkan data kelembaban ini, maka mahasiswa melakukan praktikum pengukuran kelembaban dengan bantuan alat hygrometer  dan termohigrograf, selain itu untuk pengambilan data kelembaban nisbi ini termometer bola basah da bola kering menjadi patokan untuk pengambilan data. Dengan adanya data dari termometer bola basah dan bola kering maka kelembaban nisbi lingkungan akan bisa kita dapatkan. Cara untuk menghitung kelembaban nisbi udara ini adalah dengan mencari rata-rata suhu ditermometer bola basah dan di termometer bola kering. Selanjutnya hasil rata-rata termometer bola kering dikurangkan dengan termometer bola basah. Dari selisih ini maka akan didapatkan kelembaban nisbi udara dengan bantuan tabel.

Hubungan Kelembaban Dengan Tanaman

Untuk tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu, karana apabila kelembaban tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman akan terganggu.

Hubungan Kelembaban dengan Hama dan Penyakit

Kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap peynakit dibidang pertanian. Kelembaban udara yang terlalu tinggi akan menyebabkan penyakit semakin berkembang,penyakit akan menyebar secara luas bila kelembaban udara lingkungan sesuai dengan kelembaban optimalnya. Sebagai contoh, penyakit akan menyebar dengan bantuan hujan, dengan hujan maka bakteri penyebab penyakit pada tanaman akan lebih mudah berpindah dari tanaman yang sudah terinfeksi ke tanaman yang sehat shingga tanaman yang sehat akan terjangkitai penyakit yang sama.

Namun bila kelembaban rendah dalam artian suhu tinggi maka penyebaran penyakit akan berkurang, tapi sebaliknya hama akan berkembang. Penyakit yang disebabkan oleh virus akan berkembang juga karna virus merupakan mahluk yang selalu mempunyai vektor (vektor virus merupakan ham) jadi bila hama bertambah banyak maka penyakit yang disebabkan oleh virus juga akan berkembang.
Kelembaban udara juga merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kondisi / keadaan cuaca dan iklim di suatu wilayah tertentu. Secara ilmiah, kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan wilayah (tempat) tertentu. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban adalah tigrometer.
Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat diketahui dengan ketelitian yang dapat menggunakan alat pengukur suhu berupa thermometer. Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat dirasakan ketika kita menyentuh benda ataupun zat tersebut.
Dari hasil pengukuran suhu dan kelembapan udara pada berbagai tempat dengan menggunakan termometer bola basah dan termometer bola kering dapat dinyatakan bahwa diberbagai tempat terdapat perbedaan suhu dan kelembaban yang berbeda-beda. Hal ini dapat dibuktikan dari pengukuran yang telah dilakukan di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi.
pengukuran suhu suatu benda dan pengukuran diberbagai tempat pada dasarnya merupakan pengukuran yang tidak langsung. Pada proses pengukuran, umumnya terjadi perpindahan panas dari tempat yang akan diukur yang terbaca pada alat pengukur suhu adalah suhu setelah terjadi kesetaraan.
Pada pengukuran suhu di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya, pada percobaan 1 (satu) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 31dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 29.pada percobaan 2 (dua) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 29dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 28.Dan pada percobaan 3 (tiga) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 29dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 29.
Pada pengukuran suhu di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi.Pada percobaan 1 (satu) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 29dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 28.pada percobaan 2 (dua) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 28dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 27.Dan pada percobaan 3 (tiga) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 28dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 27.
faktor-faktor yang mempengaruhi suhu juga sangat erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kelembapan udara dalam berbagai hubungan yaitu :
1. Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi.
2. Ada atau tidaknya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembapan makin tinggi, namun suhu akan menjadi sangat rendah.
3. Pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya suatu tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah dan kelembapan udara semakin tinggi.
4. Pengaruh aktivitas manusia dipersemaian terbuka.
Setelah kita mengetahui suhu di lokasi permukaan bervegetasi di lokasi Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi,maka kita di anjurkan untuk menentukan kelembaban relative dengan bantuan table kelembaban relative (%) yang terdapat pada penuntun praktikum.
Untuk menentukan kelembaban relatif % dari suhu bola kering dan suhu bola basah adalah dengan melihat tabel pada penuntun praktikum,dengan rumus :



%Kelembaban Relatif = Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
Berikut adalah perhitungannya :
ü  Pada lokasi Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya :
percobaan 1 (Satu)
Dik      : Suhu Bola Kering : 31
                          Suhu Bola Basah  : 29
Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 31- 29
= 2
%Kelembaban Relatif = 86%
percobaan 2
Dik      : Suhu Bola Kering : 29
Suhu Bola Basah  : 28
Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 29- 28
= 1
%Kelembaban Relatif = 92%
percobaan 3
Dik      : Suhu Bola Kering : 29
Suhu Bola Basah  : 29
Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 29- 29
= 0
%Kelembaban Relatif = 100%

ü  Pada lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi. :
percobaan 1 (Satu)
Dik      : Suhu Bola Kering : 29
Suhu Bola Basah  : 28
Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 29- 28
= 1
%Kelembaban Relatif = 92%
percobaan 2
Dik      : Suhu Bola Kering : 28
Suhu Bola Basah  : 27
Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 28- 27
= 1
%Kelembaban Relatif = 92%




percobaan 3
Dik      : Suhu Bola Kering : 28
Suhu Bola Basah  : 27
Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 28- 27
= 1
%Kelembaban Relatif = 92%
Dilihat dari hasil tersebut maka dijelaskan bahwa suhu dan di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya lebih tinggi dari pada suhu di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi. Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara menurun.













BAB V
PENUTUP


5.1   KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini adalah :
  1. Perbandingan suhu rata-rata udara antara suhu  di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi adalah suhu thermometer bola kering = 29,66 ; 28,33dan pada suhu thermometer bola basah : 28,66 ; 27,33
  2. Perbandingan kelembapan relatif rata-rata udara di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi adalah : 92,66% ; 92%
  3. Persentase kelembaban relatif udara merupakan hasil perhitungan selisih suhu antara thermometer bola kering dan thermometer bola basah.
  4. Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas molekul dalam atmosfer.
  5. kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan wilayah (tempat) tertentu.
  6. Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil.
7.      Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kelembaban nisbi atau kelembaban relatif dapat diukur dengan menggunakan peralatan sederhana. Pengukuran kelembaban relatif dilakukan untuk membandingkan antara uap air di udara pada suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan dinyatakan dengan persen. Pada suhu udara yang semakin naik maka kelembaban relatif akan semakin kecil.

5.2 SARAN

 praktikum selanjutnya hendaknya mengamati dan mencatat menggunakan alat secara langsung. Yang terpenting adalah praktikan dapat menggunakan alat tersebut dengan benar.




DAFTAR PUSTAKA


Ir.Gusniwati,MP,2012,Penuntun Praktikum Instrumentasi Klimatologi.Universitas Jambi:Jambi
Lakitan, B. 1994. Dasar Klimatologi. PT Ragagrafindo Persada. Jakarta.
Michael. 1994. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang Dan Laboratorium.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Odum, Eugene. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Umar, M. Ruslan. 2006. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Karim, Kamarlis. 1986. Dasar-Dasar Klimatologi FP Unsyiah. Banda Aceh
Soemarto, C.D. 1986. Hidrologi Teknik. Erlangga. Jakarta.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-        unsur iklim.  PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta
Hardjodinomo, Soekirno. 1975. Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta, Bandung
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT.  Raja Grafindo Persada, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar