A. LATAR BELAKANG
Radiasi surya merupakan sumber
energi utama kehidupan di muka bumi ini. Setiap waktu hampir terjadi perubahan
penerimaan energi radiasi surya yang dapat mengaktifkan melekul gas atmosfer
sehingga terjadilah pembentukan cuaca. Iklim adalah keadaan unsur cuaca
rata-rata dalam waktu yang relatif panjang, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
radiasi surya, suhu udara, kelembaban nisbi udara, tekanan udara, angin, curah
hujan, evapotranspirasi dan keawanan.
Radiasi surya merupakan unsur
iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya.
Perbedaan penerimaan radiasi surya antar tempat di permukaan bumi akan
menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah
hujan, suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain.
Pengukuran radiasi surya yang
sampai dipermukaan bumi di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain oleh
kedudukan surya terhadap bumi, kebersihan langit termasuk keawanan dan lokasi
titik pengukuran itu sendiri. Radiasi surya yang diukur adalah jumlah energi
radiasi yang sampai di permukaan bumi dalam bentuk intensitas dan lama
peyinaran dalam sehari, sebulan atau setahun atau untuk periode waktu tertentu
yang diinginkan.
Radiasi Matahari adalah pancaran
energi yang berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di matahari. Energi
radiasi matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Spektrum
radiasi matahari sendiri terdiri dari dua yaitu, sinar bergelombang pendek dan
sinar bergelombang panjang. Sinar yang termasuk gelombang pendek adalah sinar
x, sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar gelombang panjang adalah
sinar infra merah. Jumlah total radiasi yang diterima di permukaan bumi
tergantung 4 (empat) faktor. 1.Jarak matahari. Setiap perubahan jarak bumi dan
matahari menimbulkan variasi terhadap penerimaan energi matahari.
Radiasi matahari sejak dulu sampai
sekarang tak habis-habis dibicarakan dan ditulis. Dahulu yang sangat populer
dibahas mengenai iklim dan pengunaan untuk pemanasan/mengeringkan, penguapan
dan pencahayaan alami dalam bangunan di siang hari.
Sekarang tidak hanya permasalahan
itu saja, tapi sudah sangat berkembang, seperti berkaitan dengan permasalahan
cuaca, atmosfir, pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, pengairan,
lingkungan hidup, kesehatan, bangunan, kesehatan dan berbagai kegunaan yang
sangat praktis. Orang juga mempelajari ketersediaan radiasi matahari dengan
berbagai cara dan pemodelan.
Berbicara mengenai model pada
radiasi matahari yang dibahas disini adalah model matematis. Model matematis
yang disusun diharapkan: Pertama, Model lebih baik dari model terdahulu, baik
untuk menghitung radiasi pada langit bening maupun keadaan langit sembarang di berbagai
tempat (lintang dan bujur). Kedua, Model yang disusun, mudah dibuat dengan
program ecxel, yang telah tersedia pada komputer. Ketiga, Model dapat dengan
mudah dipakai para pemakai dan para perancang alat untuk memperkirakan
ketersediaan radiasi matahari baik sebagai sumber energi atau alat/bahan
pelindung radiasi matahari yang menimpa benda tersbut, baik secara langsung
maupun tak langsung
Cuaca di bumi sangat dipengaruhi
oleh radiasi matahari, diantaranya intensitas matahari dan lamanya penyinaran
matahari. Untuk mengukur intensitas matahari digunakan alat yaitu Aktinograf,
Gun bellani, dan Solarimeter. Untuk mengukur lamanya penyinaran matahari
digunakan alat Cambell Stokes.
• Intensitas
matahari
Untuk mengukur intensitas matahari
digunakan alat Aktinograf Dwi Logam. Pada kertas pias aktinograf garis-garis
vertical menunjukkan skala pembagian waktu dan garis horizontal menunjukkan
skala intensitas sinar matahari. Grafik yang dibuat bentuknya tidak teratur,
tergantung pada keadaan cuaca pada periode saat pengamatan dilakukan untuk
menghitung luas bentuk grafik yang tidak teratur ini, dapat digunakan
Planimeter.
• Pengukuran
lamanya penyinaran matahari
Salah satu alat yang digunakan
untuk mengukur lamanya penyinaran matahari adalah Cambell Stokes. Prinsip kerja
alat ini memanfaatkan radiasi matahari yang membakar kertas pias pada titik api
lensa bentuk bola kaca massif. Bola kaca berada pada kedudukan yang tepatpada
alat dan dapat menerima sinar surya pada saat mulai terbit sampai terbenam.
Bagian terpenting dari alat ini adalah bola kaca dan kertas pias. Bila matahari
bersinar cerah atau kuat kertas pias akan terbakar melalui titip api. Hasil
pembakaran terlihat sebagai garis pada kertas pias. Panjang garis bakar ini
dinyatakan dalam jam yang dapat di analisa menurut skala waktu pada pias
sebagai lama penyinaran surya dalam sehari.
Suhu adalah tingkat kemampuan
benda dalam memberi atau menerima panas. Suhu seringkali juga dinyatakan
sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda yang dinyatakan dalam derajat
suhu.
Suhu udara adalah
keadaan panas atau dinginnya udara, atau ukuran energi kinetik rata – rata
dari pergerakan molekul – molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang
menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke
benda – benda lain atau menerima panas dari benda – benda lain tersebut. Dalam
sistem dua benda, benda yang kehilangan panas dikatakan benda yang bersuhu
lebih tinggi.
Suhu udara dipermukaan bumi adalah
relative, tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti misalnya
lamanya penyinaran matahari. Hal itu dapat berdampak lansung akan adanya
perubahan suhu di udara.
Alat untuk mengukur suhu udara
atau derajad panas disebut termometer. Pengukuran biasa dinyatakan dalam skala
Celsius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di permukaan
bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub makin dingin. Alat yang
digunakan untuk mengukur suhu – suhu yang tinggi disebut Pyrometer, misalnya
Pyrometer radiasi, digunakan untuk mengukur suhu benda yang panas dan tidak
perlu menempelkan alat tersebut pada benda yang diukur suhunya. Suhu tidak
berdimensi sehingga untuk mengukur derajat suhu, pertama – tama ditentukan 2
titik tertentu yang disesuaikan dengan suatu sifat fisik suatu benda tertentu.
Kemudian diantara dua buah titik yang telah di tentukan tersebut di bagi – bagi
dalam skala – skala, yang menunjukan derajat – derajat suhu. Skala – skala
tersebut merupakan pembagian suhu dan bukan satuan daripada suhu. Dengan
demikian suhu 30°C tidak berarti 3 x 10°C, dan 10°C berarti skala derajat C ke
sepuluh
Skala suhu
yang biasa digunakan yaitu :
1.Skala
Celsius, dengan titik es 0°C dan titik uap 100°C dan dibagi menjadi 100 bagian
(skala).
2.Skala
Fahreinheit, dengan titik es 32°F dan titik uap 212°F, dibagi menjadi 180
bagian (skala).
Suhu tanah berpengaruh terhadap
penyerapan air. Makin rendah suhu, makin sedikit air yang di serap oleh akar,
karena itulah penurunan suhu tanah mendadak dapat menyebabkan kelayuan tanaman.
Pengukuran suhu tanah dalam
klimatologi harus dihindarkan dari beberapa gangguan, baik itu gangguan likal
maupun gangguan lain. Gangguan-gangguan itu adalah sebagai berikut :
a)
Pengaruh radiasi matahari langsung dan pantulannya oleh benda-benda sekitar.
b)
Gangguan tetesan air hujan.
c)
Tiupan angin yang terlalu kuat.
d)
Pengaruh local gradient suhu tanah akibat pemanasan dan pendinginan permukaan
tanah setempat.
Temperatur
udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam atmosfer yang
dinyatakan dengan skala Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur.Perlu diketahui
bahwa suhu udara antara daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. hal ini
sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.
A. Sudut Datangnya Sinar Matahari
A. Sudut Datangnya Sinar Matahari
Sudut datang
sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut
terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya
sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang
di permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin
tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima bumi semakin tinggi.
Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari, berarti semakin
miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah.
B. Tinggi
Rendahnya Tempat
Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo.
Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama disebut Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan turun 0,6 °C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0 meter adalah 26 °C. Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut suhunya adalah 26 °C × -0,6 °C = -4 °C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 °C.
Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.
C. Angin dan Arus Laut
Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo.
Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama disebut Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan turun 0,6 °C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0 meter adalah 26 °C. Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut suhunya adalah 26 °C × -0,6 °C = -4 °C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 °C.
Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.
C. Angin dan Arus Laut
Angin dan arus laut mempunyai
pengaruh terhadap temperatur udara. Misalnya, angin dan arus dari daerah yang
dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan menjadi
dingin.
D. Lamanya Penyinaran
Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis lintangnya. Semakin daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi.
Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil sehingga suhu udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah (6 °LU – 11 °LS) mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga suhu rata-rata hariannya cukup tinggi.
E. Awan
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari.
Permukaan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila udara pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan semakin dingin.
D. Lamanya Penyinaran
Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis lintangnya. Semakin daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi.
Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil sehingga suhu udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah (6 °LU – 11 °LS) mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga suhu rata-rata hariannya cukup tinggi.
E. Awan
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari.
Permukaan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila udara pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan semakin dingin.
Suhu
menyatakan tingkat energi rata rata suhu benda. Ia dinyatakan dalam satuan
derajat (o). Ada banyak macam satuan penggolongan suhu, namun yang
umum digunakan adalah sistem Celsius, Sistem Kelvin dan sistem Fahrineit.
Suhu
didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda atau
sistem. Pada hakikatnya suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang
dimiliki oleh molekulmolekul suatu benda. Dengan demikian suhu menggambarkan
bagaimana gerakan molekulmolekul benda. Sebagai contoh ketika kita memanaskan
sebatang besi, besi akan memuai, dan beberapa sifat fisik benda tersebut akan
berubah. Sifat-sifat benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu
disebut sifat termometrik. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
sebuah benda. Dari sifat termometrik tersebut, termometer dibuat (Purba, 2010).
Dalam
biosfer, suhu benda beragam menurut tempat dan waktu yang disebabkan oleh
perbedaan benda dalam menerma energi radiasi surya dan hasil pengaruhi energi
ini terhadap sekelilingnya. Menurut tempat, ia ditentukan oleh letak menurut
ketinggian dan lintang bumi. Menurut waktu, ia ditentukan oleh sudut inklinasi
surya.
Biosfer
adalah lapisan lingkungan di permukaan bumi, air, dan atmosfer yang mendukung
kehidupan organisme. Jadi, pada biosfer merupakan ruang hidup bagi tumbuhan,
hewan, dan manusia. Biosfer yang meliputi tanah, air, dan udara merupakan
lapisan tipis, yakni sekitar 8 km ke arah atmosfer dan 9 km ke arah kedalaman
laut (Ghozaliq, 2013).
B.
Tinjauan Pustaka
Radiasi adalah suatu istilah yang berlaku untuk banyak
proses yang melibatkan pindahan tenaga oleh gejala gelombang elektromagnetik.
Gaya radiatif pemindahan kalor dalam dua pengakuan penting dari yang memimpin
dan konvektif gaya (1) tidak ada medium diperlukan dan (2) pindahan tenaga
adalah sebanding kepada kuasa ke lima atau keempat dari temperatur menyangkut
badan melibatkan(Pitts and Sissom, 2001).
Pada waktu radiasi surya memasuki sistem atmosfer menuju
permukaan bumi (darat dan laut), radiasi tersebut akan dipengaruhi oleh gas-gas
aerosol, serta awan yang ada diatmosfer. Sebagian radiasi akan dipantulkan
kembali keangkasa luar, sebagian akan diserap dan sisanya diteruskan
kepermukaan bumi berupa radiasi langsung (dircet) maupun radiasi baur
(diffuse). Jumlah kedua bentuk radiasi ini dikenal dengan “Radiasi Global”.
Alat pengukur radiasi surya yang terpasang pada station. Station klimatologi
(Solarimeter atau Radiometer) untuk mengukur radiasi global. (Monteith, j. L.
1975)
Penerimaan radiasi surya dipermukaan Bumi sangat berfariasi
menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan
letak lintang serta keadaan atmosfir terutama awan. Pada skala mikro arah
lereng sangat menentukan jumlah radiasi yang diterima. Menurut waktu perbedaan
radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore hari) maupun secara musiman
(dari hari ke hari), karena sebaran energi radiasi menurut panjang gelombang
sekitar λm, maka secara umum dapat dikatakan bahwa panjang gelombang semakin
pendek bila suhu permukaan yang memancarkan radiasi tersebut lebih tinggi.
(Handoko, 1993)
Radiasi matahari merupakan proses penyinaran matahari sampai
kepermukaan bumi dengan intensitas yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan
sekitarnya. Radiasi matahari yang diterima dipermukaan bumi lebih rendah dari
konstanta mataharinya. Radiasi matahari yang terjadi diatmosfer mengalami
berbagai penyimpangan, sehingga kekuatannya menuju bumi lebih kecil. Bagian
dari radiasi matahari yang dihisap (absorbsi) akan berubah sama sekali
sifatnya. Perubahan dari sudut jatuhnya sinar dapat menyebabkan perubahan dari
panjangnya jalan yang dilalui oleh sinar tersebut (Nasir, A, 1990).
Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi sangat bervariasi
menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan
letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan ( Handoko, 1994 ).
Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk
hidup misalnya pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh pada metabolisme
yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran
yang lebih lama akan memberi kesempatan yang lebih besar bagi tumbuha tersebut
untuk memanfaatkanya melalui proses fotosintesis ( Benyamin Lakitan, 1994 ) .
Pergeseran garis edar matahari menyebabkan perubahan panjang
hari ( lama penyinaran ) yang diterima pada lokasi-lokasi di permukaan bumi.
Perubahan panjang hari tidak begitu besar pada daerah tropis yang dekat dengan
garis ekuator. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator maka fluktuasi lama
penyinaran akan semakin besar ( Benyamin Lakitan, 1994).
Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi persatun luas
dan satuan waktu disebut isolasi atau kadang-kadang disebut radiasi global,
yaitu radiasi langsung dari matahari dan radiasi yang tidak langsung ( dari
langit ) yang disebabkan oleh hamburan dari partikel atmosfer. ( Bayong
Tjasyono, 2004 ).
Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk
hidup, misalnya pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh terhadap
metabolisme yang berlangsung didalam tubuh makhluk hidup, misalnya pada
tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang lebih besar
pada tumbuhan tersebut untuk memanfaatkannya proses fotosintesis (Horn, 1999).
Radiasi matahari yang diterima oleh zbumi akan diterima
dengan cara diserap dan tidak tertangkis oleh atmosfer sampai ke permukaan
bumi, karena bumi sangat padat, maka radiasi ini bukan ditangkis, melainkan
dikembalikan satu arah ke atmosfer (proses ini biasanya disebut refleksi). Es
dan salju merefleksi hamper kebanyakan dari radiasi matahari yang sampai ke
permukaan bumi, sedangkan laut merefleksi sangat sedikit.
Pada waktu radiasi surya memasuki system atmosfer menuju
permukaan bumi (daratan dan lautan), radiasi tersebut akan dipengaruhi oleh
gas-gas, aerosol, serta awan yang ada di atmosfer. Sebagian akan diserap dan
sisanya diteruskan ke permukaan bumi berupa radiasi langsung (direct) maupun
radiasi baur (diffuse). Radiasi langsung adalah radiasi yang tidak mengalami
proses pembauran oleh molekul-molekul udara, uap dan butir-butir air serta debu
di atmosfer seperti yang terjadi pada radiasi baur. Jumlah kedua bentuk radiasi
ini dikenal dengan “radiasi global”. Alat pengukur radiasi surya yang terpasang
pada stasiun-stasiun klimatologi (Handoko, 2003).
Radiasi cahaya dari permukaan benda tersebut akan
dipancarkan ke segala arah. Jika radiasi yang dipancarkan oleh benda ini
menerpa suatu permukaan lain, maka energi cahaya tersebut dapat diserap,
dipantulkan, atau diteruskan oleh permukaan penerima tersebut. Cahaya dapat
bergerak melintasi benda padat (misalnya kaca, plastic), cair (misalnya air,
minyak), gas (misalnya udara), dan ruang hampa udara atau vakum (misalnya pada
ruang angkasa luar). Salah satu ciri cahaya adalah panjang gelombang. Panjang
gelombang adalah jarak per siklus gelombang cahaya, biasanya diberi symbol λ
(Benyamin Lakitan, 1994).
Campbell Stokes adalah alat yang digunakan untuk mengukur
intensitas dan lama penyinaran matahari. Satuan dari intensitas dan lama
penyinaran matahari adalah persen. Campbell Stokes dilengkapi dengan kartu
khusus. Kartu ini adalah kartu yang berperan sebagai pencatat data. Kartu
Campbell Stokes ini dipasang dibawah lensa pada alat, kemudian diletakkan di
tempat terbuka. Pencatat waktu pada kartu akan mencatat bekas bakaran kartu.
Bagian yang hangus itulah yang menunjukkan intensitas sinar matahari selama
satu hari. Bekas bagian hangus yang berwarna coklat, dicocokkan oleh satuan
waktu dan lamanya penyinaran. Lamanya penyinaran yang diukur adalah penyinaran
terus-menerus dan penyinaran yang tertutup awan (Anonim, 2008).
Secara khusus Campbell Stokes dipergunakan untuk mengukur
waktu dan lama matahari bersinar dalam satu hari dimana alat tersebut dipasang.
Campbell Stokes terdiri dari beberapa bagian yaitu Bola kaca pejal (umumnya
berdiameter 96 mm). Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya
bercelah-celah sebagai tempat kartupencatat dan penyanggah tempat bola kaca
pejal dilengkapi skala dalam derajat yang sesuai dengan derajat lintang bumi.
Bagian Pendiri (stand), Bagian dasar terbuat dari logam yang dapat di-leveling.
Kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak matahari. Prinsip kerja
Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh
pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan
kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar
sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah
yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan
jam/menit) (Anonim, 2009).
Sinar-sinar dengan gelombang lebih panjang dari sinar yang
lebih tampak disebut sinar-sinar infra merah dan sinar-sinar ini sebagian besar
mengalami penyerapan diatmosfer. Sinar-sinar dengan panjang gelombang lebih
pendek dalam spectrum matahari adalah sinar-sinar ultraviolet yang mampu
menghasilkan suatu efek fotokimia tertentu. Diantara dua macam berkas radiasi
yang tidak kelihatan ini merupakan bagian ynag kelihatan dari spektrum yang
diketahui sebagai cahaya matahari dan paling efektif memanasi bumi. Jika
sinar-sinar spektrum matahari mencapai bumi sebagian diserap dan dirubah dari
gelombang pendek menjadi gelombang panjang yang dikenal sebgai panas. Tenaga
yang diperoleh dari cara ini merupakan bahan bakar untuk prose-proses cuaca dan
iklim, dan di-transfer baik vertikal maupuan horizontal menimbulkan variasi
keadaan temperatur. Akhirnya ini, hilang dengan cara radiasi dari atmosfer
keruang angkasa (Wisnubroto, dkk : 1981).
Suhu
merupakan suatu derajat ukuran panas atau dingginya benda dengan pengukuran
berdasarkan skala yang telah ditentukan dengan menggunakan termometer. Satuan
suhu yang biasa digunakan adalah derajat celcius (0C).
Sedangkan di Inggris dan beberapa Negara lainnya dinyatakan dalam derajat
Fahrenheit (0F), 0C = 5/9 (F-32), 0F =
9/5(0C)+32 (Ance, 2004).
Suhu
udara adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul-molekul.
Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk
memindahkan (transfer) panas ke benda - benda lain atau menerima panas dari
benda-benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan panas
dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi (Yani, 2009).
Suhu
tanah berpengaruh terhadap penyerapan air. Makin rendah suhu, makin sedikit air
yang di serap oleh akar, karena itulah penurunan suhu tanah mendadak dapat
menyebabkan kelayuan tanaman. Pengukuran suhu tanah dalam klimatologi harus
dihindarkan dari beberapa gangguan, baik itu gangguan likal maupun gangguan
lain. Gangguan-gangguan itu adalah sebagai berikut :
1.
Pengaruh radiasi matahari langsung dan pantulannya oleh benda-benda sekitar.
2.
Gangguan tetesan air hujan.
3.
Tiupan angin yang terlalu kuat.
4.
Pengaruh local gradient suhu tanah akibat pemanasan dan pendinginan permukaan
tanah setempat.
Suhu tanah adalah salah satu faktor terpenting yang dapat
mendukung aktivitas mikrobiologi dan proses penyerapan unsur hara oleh tanaman.
Suhu tanah sangat bergantung pada besarnya radiasi surya yang di berikan oleh
matahari. Jumlah panas yang sampai ke permukaan bumi disebabkan oleh konduksi
bumi atau hasil proses kimia dan biologi yang tak berarti pada suhu tanah
(Baver, 1960).
Pembentukan bahan tanah dari bahan induk tanah berlangsung
dengan proses pelapukan, dekomposisi, dan atau mineralisasi lebih lanjut,
disertai dengan proses sintesis senyawa baru. Mineral baru hasil sintesis
adalah mineral lempung aluminosilikat, mineral lempung seskuioksida, terutama
dari Fe dan Al, dan mineral silika. Sinttesis mineral baru dikenal dengan
istilah neomineralisasi atau neoformasi. Humifikasi adalah sintesis senyawa
organik baru berupa senyawa-senyawa humik, yaitu senyawa fulvat, humat, dan humin.
Mineral lempung juga dinamakan mineral sekunder karena tidak terdapat dalam
bahan litosfer semula. Demikian pula senyawa humik disebut bahan organik
sekunder karena tidak terdapat dalam bahan biosfer semula (Notohadiprawiro,
1998).
Suhu tanah setiap saat dipengaruhi oleh rasio energi yang
diserap dan yang dilepaskan. Hubungan perubahan konstan ini digambarkan dalam
perhitungan berdasarkan musim, bulanan, dan suhu tanah harian (Brady, 1984).
Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari
pertumbuhan tumbuhan. Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi
transpirasi, dan dapat mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau
kekurangan air. Pengaruh dari suhu tanah pada proses penyerapan bisa dilihat
dari hasil perubahan viskositas air, kemampuan menyerap dari membran sel, dan
aktivitas fisiologi dari sel-sel akar itu sendiri. Dengan kata lain pada
keadaan udara yang panas maka evaporasi air dari permukaan tanah akan semakin
besar (Tisdale and Nelson, 1966).
Suhu tanah juga akan dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi
matahari oleh permukaan bumi. Pada siang hari suhu permukaan tanah akan lebih
tinggi dibandingkan suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini juga
disebabkan karena permukaan tanah yang akan menyerap radiasi matahari secara
langsung pada siang hari tersebut, baru kemudian panas dirambatkan ke lapisan
tanah yang lebih dalam secara konduksi. Sebaliknya, pada malam hari permukaan
tanah akan kehilangan panas terlebih dahulu, sebagai akibatnya suhu pada
permukaan tanah akan lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada lapisan tanah
yang lebih dalam. Pada malam hari, panas akan merambat dari lapisan tanah yang
lebih dalam menuju ke permukaan (Lakitan, 1992).
C.
METODOLOGI PENGAMATAN
3.1 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan pada proses pengamatan adalah
sebagai berikut:
a) Solarimeter dan solarigraf
b) Campbell Stokes
c) Pias masing-masing alat
d) Data hasil pengukuran satu bulan
e) Alat tulis
f) thermometer
3.2 Waktu dan tempat pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 18
November 2011, jam 14.00-15.50 wib di stasiun dan laboratorium ala dan
diselesaikan dalam satu kali waktu praktikum sekitar 2-3 jam.
3.3 Prosedur kerja
3.3.1 Pengenalan Stasiun
• Memilih stasiun klimatologi. Melihat ukuran stasiun.
Mengamati penutup tanah stasun. Setelah itu mengamati tata letak alat-alat di
dalam stasiun.
• Memperhatikan lingkungan stasiun. mengamati bagaimanan
keadaan bangunan, pohon, dan penghalang lainnya yang bias mengganggu proses
pengamatan berlangsung. setalah itu memperhatikan berapa kira-kira jaraknya.
3.3.2 Pengenalan Alat
Mengamati setiap alat yang diperagakan, baik yang di
stasiun maupun yang terdapat di laboratorium agroklimat.
Mencatat nama setiap alat, apa sensornya, dan bagaimanana
cara kerja alat tersebut
D.
PEMBAHASAN
Tunjukkan bagian dari alat-alat tersebut!\
Pengamatan yang dilakukan pada
radiasi surya yang diukur, merupakan jumlah energi radiasi yang sampai ke
permukaan bumi dalam intensitas radiasi harian. Intensitas yang dilakukan
merupakan suatu radiasi surya yang diukur berdasarkan jumlah energi radiasi
yang disampaikan kepermukaan bumi.
Lama penyinaran suatu radiasi surya
akan membakar kertas yang menunjukan lamanya penyinaran surya setiap garisnya
satu jam, yang akan menunjukan arah jam dimana radiasi surya yang diukur
merupakan jumlah energi radiasi yang sampai ke permukaan bumi dalam lamanya
peyinaran perhari. Sehingga Lamanya peyinaran yang dilakukan merupakan suatu
radiasi surya yang diukur berdasarkan jumlah energi radiasi yang disampaikan
kepermukaan bumi.
Intensitas radiasi sangat
berpengaruh sekali bagi segala jenis tumbuhan, karena intensitas cahaya
membantu pertumbuhan pada setiap tanaman untuk berpoosintesis, memasak zat-zat
kimia yang ada pada daun untuk dijadikan menjadi cadangan makanan dan membantu
pertumbuhan sel-sel tanaman pada permukaan kulit batang dan daun. Intensitas
radiasi merupakan gelombang elektromatik atau gelombang pendek. Perlunya
pengamatan radiasi surnya ini dipelajari adalah untuk dapat mengetahui seberapa
besar intensitas cahaya matahari jatuh kepermukaan bumi menyinari setiap
tumbuhan dan terkhususnya adalah tanaman yang dibudidayakan, karena tidak semua
jenis tanaman budidaya tahan terhadap radiasi surya.
Selain intensitas radiasi surya,
lamanya penyinaran surya juga mempengaruhi bagi tumbuhan, lama penyinaran
adalah seberapa lama radiasi surya menyinari permukaan bumi dalam kurung waktu
tertentu. Lama penyinaran disetiap garis lintang tidak lah sama dan pada
umumnya di aquator perbedaan panjang hari relatife. Semakin lama intensitas
cahaya menyinari permukaan bumi maka akan berdampak terhadap tumbuhan baik
berdampak positip yaitu semakin banyak udara O2 di keluarkan oleh tumbuhan
disebabkan fotosintesis berkepanjangan dan akan berdampak negatip bagi tumbuhan
yaitu kekeringan bagi daun karena lamanya penyinaran memaksa tanaman untuk
berpotosintesis hingga kandungan air semakin lama semakin habis sehingga
mengkibatkan kekeringan terhadap daun.
Radiasi matahari merupakan proses
penyinaran matahari sampai kepermukaan bumi dengan intensitas yang berbeda-beda
sesuai dengan keadaan sekitarnya. Radiasi matahari yang diterima dipermukaan
bumi lebih rendah dari konstanta mataharinya. Radiasi matahari yang terjadi
diatmosfer mengalami berbagai penyimpangan, sehingga kekuatannya menuju bumi
lebih kecil. Bagian dari radiasi matahari yang dihisap (absorbsi) akan berubah
sama sekali sifatnya. Perubahan dari sudut jatuhnya sinar dapat menyebabkan
perubahan dari panjangnya jalan yang dilalui oleh sinar tersebut.
Penerimaan radiasi surya
dipermukaan Bumi sangat berfariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat
khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfir
terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat menentukan jumlah radiasi
yang diterima.
Penyinaran matahari sampai ke
permukaan bumi tidak hanya dipengaruhi oleh keawanan, tetapi sudut yang
dibentuk oleh matahari dan bumi, khususnya besarnya energy matahari yang
diterima bumi. Sudut yang dibentuk antara bumi dan matahari disebabkan adanya
rotasi bumi. Penangkisan dan penyerapan radiasi bisa terjadi di segala lapisan
atmosfir, yang paling sering lapisan bawah di mana massa atmosfir lebih
terkonsentrasi.
Pada praktikum kali ini yang diukur
adalah suhu udara dan suhu tanah, pada penuntun praktikum dijelaskan untuk
mengukur suhu udara pada keadaan yang berbeda, seperti suhu udara di daerah
berumpu, selanjutnya dibawah pohon rindanga, dan yang ketiga suhu udara diatas
aspal, pada pengamatan kali ini yang dilakukan hanya pada pengukuran suhu
diatas lapangan rumput, ketinggian tempat yang dipakai yaitu 5, 75 dan 100 cm
diatas permukaan tanah.
Pada ketinggian 5 cm diatas
permukaan tanah didapatkan hasil termometer maksimal sebesar 33oC, termometer
minimal sebesar 33oC, sehingga rata ratanya sebesar 33,5 oC. Pada ketinggian
permukaan tanah 75 cm didapatkan hasil pengukuran termometer maksimal sebesar
36 oC, termometer minimalnyya sebesar 35 oC, sehingga dapat dirata-ratakan
menjadi 35,5oC. Pada keinggian pengukuran terakhir yaitu 100 cm rata-ratanya
didapatka asil yang sama dengan ketinggian 75 cm diatas permukaan tanah, dan
hasil termometer maksimal dan minimalnya juga sama.
Selanjutnya pada suhu tanah
dilakukan pengukuran di tanah yang ditumbuhi rumput dibawah pohon rindang,
kedalaman yang diukur yaitu 5,10,15 cm dibawah permukaan tanah pada kedalaman 5
hasilnya 37,5 oC, kedalaman 10 cm 34oC, 15 cm sebesar 30 oC.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dalam praktikum agroklimatologi
tentang intensitas radiasi surya ini, maka didapatkan kesimpulan yaitu:
1. Lama penyinaran adalah seberapa lama intensitas radiasi
matahari menynari permukaan bumi dalam kurun waktu tertentu dan merupkan hal
terpenting bagi penyinaran pada setiap tumbuhan.
2. Radiasi matahari yang dipancarkan ke bumi tergantung oleh
jarak matahari dan juga intensitas matahari (besar kecilnya cahaya matahari
dipancarkan)
3. Radiasi surya yang diukur berdasarkan jumlah energi
radiasi yang dipancarkan dalam sehari sebarapa besar intensitas dan lamanya
peyinaran energi tersebut. Radiasi yang dikeluarkan dipengaruhi oleh Jarak dari
matahari, Intensitas radiasi matahri, Lama penyinaran matahari/panjang
hari/duration, dan Atmosfer
4. Radiasi surya memegang peranan penting dari berbagai
sumber energy lain yang dimanfaatkan manusia.
5. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur lama penyinaran
matahari Campbell Stokes.
6. Sifat panas
udara dan tanah berbeda sifatnya, hal ini karena bentuk dari udara dan tanah
sangat berbeda yaitu dalam bentuk gas dan tanah, sehingga faktor yang
mempengaruhi suhu udara dan tanah berbeda waktu sehingga bisa berbeda secara
drastis.
7 . Fluktuasi suhu tanah behubunngan dengan
waktu, kedalaman tanah, dan perubahan sumber energi, sementara fluktuasi suhu
udara dipengaruhi oleh ketinggian, angin, sumber energi dll.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2. 2009. Klimatologi. http:/ /74
.125.153.132/search?q=cache: TUoi8Fs5PS0J: sophiadwiratna. unpad.ac.id. Diakses
tanggal 3 Juni 2011
G. H. Trewartha, dan L. H. Horn, 1999. Pengantar Iklim. Edisi
Kelima, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Lakitan, Benyamin, 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Lakitan, Benyamin,1994, Dasar-Dasar Klimatologi, Jakarta: PT.
Rajawali Grafindo Persada.
Tim Laboratorium Agroklimatologi, 2007, Penuntun Praktikum
Agroklimatologi, Banda Aceh: FP-UNSYIAH.
Petterssen, S., 1997. Introduction To Meteorology. Second
Edition. Mc-Graw Hill Book Company, Inc., New York.
Nurmuin, S. 2008. Penuntun Praktikum Agroklimatologi.
Laboratorium Agroklimatologi. UNIB. Bengkul
Hoesin, Haslizen. (1983). “Simulasi Matematis Radiasi
Matahari di Indonesia”. LFN-LIPI, Bandung. Agustus.
Hoesin, Haslizen. (2000). “Model Matematis Radiasi Matahari
Langit Bening dan Langit Sembarang”. Teknik Industri – Tak Teknik, Universitas ARS
Internasional, Bandung, November.
Ance, 2004. Alat Ukur
dan Satuan Suhu. http://ancespesifik.com/2004/09/30/alat-ukur-dan-satuan-suhu.
27 Oktober 2014.
Baver, L.D. 1960. Soil Physics. Modern Asia. Jhon Wiley &
Sons,INC., New york.
Brady, N.C. 1984. The Nature and Properties of Soils.
Macmillan Publishing Company, New york
Ghozaliq, 2013. Pengertian Biosfer Tempat Mahluk Hidup.
http://ghozaliq.com/2013/01/
16/pengertian-biosfer-lapisan-tempat-makhluk-hidup/. 27 Oktober 2014.
Lakitan, B. 1992. Dasar-dasar Klimatologi. Penebar Swadaya,
Jakarta
Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta
Purba, 2010. Suhu dan kalor.
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdfI. 28 Oktober 2014.
Tisdale, S.L. and W.L. Nelson. 1966. Soil Fertility And
Fertilizers Third Edition. Collier Macmillan Publishers, London
Yani, 2009. Pengukuran Suhu dan Transfer Suhu.
Repository.ipb.ac.id/bitsream/.../16/ chapter%2009.pdf. 28 Oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar