BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kelembaban udara juga merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kondisi / keadaan cuaca dan iklim di suatu wilayah tertentu. Secara ilmiah, kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan wilayah (tempat) tertentu. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban adalah tigrometer.
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul-molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda- benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut.
Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu temperature atau derajat panas disebut thermometer. Dimana pada praktikum ini menggunakan thermometer bola kering dan thermometer bola basah.
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara.
Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara menurun.
Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat diketahui dengan ketelitian yang dapat menggunakan alat pengukur suhu berupa thermometer. Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat dirasakan ketika kita menyentuh benda ataupun zat tersebut.
Dalam dunia pertanian, iklim sangat berpengaruh
dalam tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman sehingga dibutuhkan data-data yang
lengkap dan akurat tentang iklim dan cuaca dari suatu wilayah . Beberapa anasir
iklim yang penting adalah: temperatur, kelembaban udara, angin, sinar
matahari,curah hujan dan evaporasi. Untuk mengukur nilai dari beberapa anasir
iklim tersebut diperlukan suatu alat-alat pengukur meteorologis.
Dalam atmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air di
udara disebut lengas (kelembaban, kebasahan) udara. Uap air adalah gas yang
tidak berbau, tidak terlihat dan tidak berwarna, uap air ialah air dalam bentuk
dan keadaan gas. Semua uap air dalam atmosfer disebabkan kerana penguapan.
Penguapan ialah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan
gas. Agar supaya air dimana-mana dapat menguap, maka diperlukan suatu jumlah
panas yang tertentu. Jumlah yang lepas disebut panas pengembu. Jadi pada
pengupan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan
panas. Hal ini sangat penting dalam atmosfer dalam hal pemeliharaan sejumlah
panas.
Seperti diketahui penguapan, tidak hanya terjadi pada
permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah
dan lebih-lebih dari tumbuhan.
Untuk tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu, karana
apabila kelembaban tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman
akan terganggu.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum
“Penetapan Suhu Dan Kelembaban di Beberapa Permukaan Bervegetasi” adalah
sebagai berikut :
- Untuk mengetahui suhu dan kelembapan udara serta kelembaban relative pada permukaan bervegetasi.
- Untuk mengetahui bagaimana menggunakan alat pengukur suhu dan kelembaban udara.
3.
Menjelaskan
arti kelembaban udara relatif
4.
melakukan pengukuran kelambaban udara
relatif dengan alat sederhana
5.
Menyadari pentingnya pengukuran kelembaban
udara dan pengamatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran suhu suatu benda dan pengukuran diberbagai tempat pada dasarnya
merupakan pengukuran yang tidak langsung. Pada proses pengukuran, umumnya
terjadi perpindahan panas dari tempat yang akan diukur suhunya kea lat pengukur
suhu. suhu yang terbaca pada alat pengukur suhu. Suhu yang terbaca pada alat
pengukur suhu adalah suhu setelah terjadi kesetaraan, suhu antara benda yang
diukur tersebut dengan alat pengukur suhu. Jadi, bukan suhu benda pada saat
sebelum terjadi kontak antara benda yang akan diukur tersebut dengan alat
pengukur. Alat pengukur suhu disebut thermometer. Termometer pada dasarnya
merupakan instrumen yang terdiri dari bahan yang perubahan sifat fisiknya,
karena perubahan suhu dapat mudah diukur. Sifat fisik yang berubah tersebut
dapat berupa perubahan volume gas, pemuaian logam, perubahan daya hantar
listrik atau sifat-sifat fisik lainnya. Masing-masing jenis termometer akan
mempunyai skala yang berbeda. Oleh sebab itu, perlu dikalibrasi dengan
termometer yang dijadikan patokan (standar). Termometer yang dijadikan patokan
adalah termometer tahanan platina (Platinum Resistance Thermometer) atau
IPTS-68 (Lakitan, 2002).Udara adalah komponen terpenting bagi semua makhluk hidup. Udara juga merupakan salah satu yang berhubungan dengan suhu. Suhu dapat diukur dengan alat pengukur suhu. Dalam pengukuran suhu, pengambilan data suhu yang benar sangatlah penting. Suhu yang sering dipergunakan adalah suhu udara atau suhu tanah, sedangkan suhu yang merupakan benar-benar mempengaruhi pertumbuhan tanaman itu sendiri (Lakitan,2002).
Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap aktifitas organisme di alam. Kelembaban merupakan jumlah uap air di udara, sedangkan kelembaban mutlak adalah sejumlah uap air dalam udara yang dinyatakan sebagai berat per satuan udara (misalnya gram per kilogram udara). Kelembaban merupakan salah satu faktor ekologis yang mempengaruhi aktifitas organisme seperti penyebaran, keragaman harian, keragaman vertical dan horizontal. (Umar,2010).
Kelembaban nisbi beragam secara terbaik dengan suhu, pengukuran-pengukuran yang lebih teliti dengan kelembaban sekilas diperoleh dengan psikrometer. Psikrometer yang lazim digunakan secara berkala untuk memeriksa ketelitian Higrometer rambut. Pengukuran-pengukuran psikrometer secara sederhana terdiri atas pengukuran-pengukuran suhu berpasangan yang satu dengan thermometer bola kering dan thermometer bola basah. Kelmbaban dapat dinyatakan dalam kwanitas-kwanitas mutlak/relatif untuk maksud-maksud tertentu. Neraca kelembaban merupakan suatu bagian intergral dari prosedur perencanaan komprehensif yang berskala besar (Richard, 1980).
Jumlah uap air yang ada dalam udara diacu sebagai kelembaban. Bobot sebenarnya uap air yang ada dalam satuan bobot udara dinyatakan sebagai kelembaban mutlak. Karena suhu dan tekanan mempengaruhi kelembaban, maka biasanya diukur sebagai kelembaban relatif. Kelembaban relatif adalah persentase uap air sebenarnya ada dibandingkan dengan kadar kejenuhan dalam suhu dan tekanan yang sedang ada (Michael, 1994).
Temperatur dan kelembaban umumnya penting dalam lingkungan daratan dan demikian eratnya berhubungan sehingga diakui sebagai bagian yang paling penting dari iklim. Interaksi antara temperature dengan kelembaban, seperti pada kasus interaksi kebanyakan faktor, tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak setiap faktor. Sehingga temperatur memberikan efek membatasinya lebih hebat lagi terhadap organisme apabila keadaan kelembaban adalah ekstrim, yakni apakah keadaan tadi sangat tinggi atau sangat rendah, daripada keadaan itu adalah sedang-sedang saja. Demikian juga, kelembaban memainkan peranan yang lebih gawat dalam keadaan temperature ekstrim. Dengan kata lain, hal ini adalah aspek laindari asas mengenai factor interaksi (Odum, 1994).
Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu :
a. Suhu
b. Tekanan udara
c. Pergerakan angin
d. Kuantitas dan kualitas penyinaran
e. Vegetasi
f. Ketersediaan air di suatu tempat (air, tanah, perairan). (Umar, 2010)
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara.Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara menurun. (Lakitan,2002)
faktor-faktor yang mempengaruhi suhu juga sangat erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kelembapan udara dalam berbagai hubungan yaitu :
1. Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi.
2. Ada atau tidaknya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembapan makin tinggi, namun suhu akan menjadi sangat rendah.
3. Pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya suatu tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah dan kelembapan udara semakin tinggi.
(Lakitan,2002)
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air diudara
yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif)
maupun defist tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandugan uap air (dapat
dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) persatu air aktual dengan
keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas
udara untuk menampung uap air tersbeut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh
suhu udara. Sedangkan deficit tekanan uap air adalah slisih antara tekanan uap
jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara
tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang
dibahas. Sebagai contoh, laju penguapan dari permukaan tanah lebih ditentukan
oleh deficit tekanan uap air daripada kelembaban mutlak maupun nisbi. Sedangkan
pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi telah mencapai 100% meskipun
tekanan uap air aktualnya relatif rendah (Holton J.R,2006).
Alat meteorologi umumnya
ada dua macam yaitu jenis biasa bukan pencatat dan jenis pencatat. Contoh jenis
alat biasa adalah termometer, barometer, pluviometer, psikromrter, dan
sebagainya. Alat pencatat misalnya termograf, barograf, pluviograf, hidrograf
dan sebagainya. Untuk jenis alat pencatat biasanya dilengkapi dengan jam
(waktu) dan pias (chart) yang diganti tiap hari untuk pias harian dan tiap
minggu untuk pias mingguan. Biasanya pias ini dilengkapi dengan pias yang
pembuatannya biasnya didasarkan pada bentuk dan cara membersihkan pena
(Tjasyono, 2008).
Jumlah uap air yang ada dalam atmosfer dinyatakan dengan
berbagai macam ukuran , yaitu : Kelembaban specifik (p), kelembaban Nisbah
campuran (r) dan kelembaban nisbi (relative humidity, RH)
Kelembaban specifik adalah perbandingan antara masa uap air
(mv) dengan masa udara lembab, yaitu massa udara kering (md)
bersama-sama uap air tersebut (mv). Tetapi bila masa uap air
tersebut hanya dibandingkan dengan massa udara kering maka disbut nisbah
campuran, yang dilambangkan dengan r.
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban
aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual
dinyatakan dengan tekanan uap aktual (ea), maka kapasitas udara
untuk menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh (es) .
Sehingga kelembaban nisbi (RH) dapat dituliskan dalam (%) sebagai berikut :
RH
= 100 ea/es
Bila RH 100% maka tekanan uap aktual akan sama dengan
tekanan uap jenuh. Tekanan uap jenuh tergantung oleh suhu udara. Semakin tinngi
suhu udara maka kapasitas untuk menampung uap air atau es meningkat.
Oleh sebab itu pada ea yang tetap, RH akan lebih kecil bila suhu
udara meningkat dan sebaliknya RH makin tinggi bila suhu udara lebih rendah.
Ada beberapa prinsip yang digunakan dalam pengukuran kelembaban
udara yaitu
(1) Metode pertambahan panjang dan
(2) Berat, pada benda-benda higroskpis, serta
(3) Metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara
secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika
disebut psikometer (Spiegel H.J,2006).
Kelembaban
udara adalah banyaknya uap air di dalam udara. Kelembaban udara dibedakan
menjadi dua macam:
a. Kelembaban mutlak (absolut), adalah banyak
sedikitnya uap air dalam gram pada 1 cm3 atau jumlah uap air yang dikandung
udara pada suatu daerah tertentu yang dinyatakan dalam gram uap air tiap m3
udara. Kelembaban absolut tergantung pada suhu yang mempengaruhi kekuatan udara
untuk memuat uap air. Tiap-tiap suhu mempunyai batas dari uap air yang
dimuatnya.
b. Kelembaban relatif (nisbi), yaitu
perbandingan antara uap air di udara pada suhu yang sama, dengan jumlah uap air
maksimum yang dikandung udara dan dinyatakan dengan persen. Pada suhu udara
yang semakin naik maka kelembaban relatif akan semakin kecil. Kelembaban relatif
paling besar adalah 100%. Pada saat itu terjadi titik pengembunan, artinya
pendinginan terus berlangsung dan terjadilah kondensasi yaitu uap air menjadi
titik air dan jika melampaui titik beku terjadilah kristal es atau salju. Alat
pengukur kelembaban relatif adalah higrometer rambut.
(wikipedia.2013)
Menurut Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Definisi kelembaban udara adalah banyaknya
kandungan uap air di atmosfer. Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering
dan uap air. Beberapa cara untuk menyatakan jumlah uap air yaitu :
a. Tekanan uap adalah tekanan parsial dari uap
air. Dalam fase gas maka uap air di dalam atmosfer seperti gas sempurna
(ideal).
b. Kelembaban mutlak yaitu massa air yang
terkandung dalam satu satuan volume udara lengas.
c. Nisbah percampuran (mixing ratio) yaitu
nisbah massa uap air terhadap massa udara kering.
d. Kelembaban spesifik didefinisikan sebagai
massa uap air persatuan massa udara basah.
e. Kelembaban nisbi (RH) ialah perbandingan
nisbah percampuran dengan nilai jenuhnya dan dinyatakan dalam %.
f. Suhu virtual (BMKG.2013)
Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat
dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah
titik air atau butir-butir air yang melayang-layang di udara. Kabut
melayang-layang dekat permukaan tanah, sedangkan awan melayang-layang di
angkasa. Banyaknya uap air yang di kandung oleh hawa tergantung pada
temperatur. Makin tingggi temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung
oleh hawa. (Hardjodinomo, 1975)
Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan
kelembaban udara adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau
higrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu. Pada siang hari
kelembaban nisbi berangsur – angsur turun kemudian pada sore hari sampai
menjelang pagi bertambah besar.
Kelembaban
udara disuatu tempat berbeda-beda, tergantung pada tempatnya. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya: Jumlah
radiasi yang dipancatkan matahari yang diterima bumi, pengaruh daratan atau
lautan, pengaruh ketinggian (altitude) dan pengaruh angin. (Handoko, 1994)
Kelembaban
udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari disebabkan
karena penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaan. Proses ini
berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi matahari selama siang hari
tersebut. Pada malam hari, akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan
yang memanfaatkan uap air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, kandungan
uap air di udara dekat permukaan tersebut akan berkurang.
(Benjamin,
1994)
Kelembaban
yang mutlak adalah bilangan yang menyatakan uap-uap air yang ada dalam 1 meter
kubit udara (gram uap air/m3 udara). Kelembaban spesifik adalah bilangan yang
menyatakan berat uap air yang ada dalam 1 kg udara lembab atau basah (gram uap
air/kg udara basah). Kelembaban spesifik
pada gerakan vertikal tetap sam jika selama itu tidak terjadi pengembunan atau
kondensasi. Kelembaban spesifik/ nisbi adarah ukuran untuk tingkat
kekenyangan suatu massa udara dengan uap
air. Kelembaban relative dinyatakan dengan perbandingan antara perbandingan
antara jumlah uap air yang besar-besar ada dalam udara dengan jumlah uap air
yang maxsimum dikali seratus dinyatakan dalam persen (%)
(Karim,
1986)
Kelembaban
relatif yang merupakan ukuran bagi kemampuan udara pada suhu yang ada untuk
menyurap uap lebih lanjut. Kelembaban relative diukur dengan menghembuskan
udara pada 2 buah thermometer, salah satu diantaranya dibungkus dengan kain
basah (bola basah) dan lainnya kering (bola kering), thermometer tersebut
dinamakan Psykrometer. Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi adalah
kelembaban relative udara. Jika kelembaban relatif naik maka kemampuan udara
untuk menyerap air akan berkurang.
(Soemarto, 1986)
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan TempatWaktu : 9.50 – 11.00
Kamis, 06 Desember 2012
Tempat :Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi (budidaya kacang tanah),dan Hutan Universitas Jambi
3.2. Alat dan Bahan
Alat : 1. Termometer Bola Basah Dan Termometer Bola
Kering
2. Arloji / Stopwatch untuk menghitung waktu suhu
3. Benang untuk mengikat kapas pada termometer
4. Tali rafia untuk mengikat termometer pada tiang penyangga
5. Tiang penyangga (Bambu) untuk tempat termometer digantung
6. Payung untuk melindungi dari sinar matahari
7. Kapas untuk menutupi Termometer Bola Basah
8. Tabel RH untuk menghitung kelembapan relatif udara diberbagai tempat
9. Kertas
10. Pena
Bahan : 1. Aquades untuk menetesi ke termometer bola basah
3.3. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan dipakai
2. Diikat payung keatas tiang penyangga dan diikat menggunakan benang atau tali rafia.
3. Diikat termometer bola kering dan termometer bola basah menggunakan benang pada penyangga sepanjang 1.5 meter diatas permukaan tanah dan letakkan pada permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi (kacang tanah sebagai vegetasinya).
4. Kemudian bungkus termometer bola basah dengan kapas dan diikat menggunakan benang kemudian ditetesi dengan aquades.
5. Kemudian perhatikan suhu yang terdapat pada termometer bola kering dan bola basah selang 10 menit.
6. Kemudian hitung selisih suhu antara termometer bola kering dan bola basah,Nilai selisih menghasilkan persentase kelembaban udara dengan bantuan tabel yang terdapat pada penuntun praktikum.
7. Penentuan suhu dan kelembaban udara pada permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi (kacang tanah sebagai vegetasinya)dilakukan sebanyak (3) kali percobaan dengan selang waktu 10 menit.
8. Untuk lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi dilakukan sama dengan prosedur kerja no 1 – 7
9. Catat hasil praktikum dan buat dalam bentuk laporan praktikum.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berikut merupakan data hasil
praktikum “Penetapan Suhu Dan Kelembaban di Beberapa Permukaan
Bervegetasi”dengan menggunakan termometer bola basah dan termometer bola kering
:
LOKASI
PERCOBAAN
|
PERCOBAAN
|
SUHU
BOLA KERING
|
SUHU
BOLA BASAH
|
SELISIH
SUHU BOLA KERING
DAN
BOLA BASAH
|
KELEMBABAN
RELATIF (%) DARI SUHU BOLA KERING
DAN BOLA BASAH
|
PERMUKAAN
BERVEGETASI DI LAHAN DASAR-DASAR AGRONOMI (KACANG TANAH SEBAGAI VEGETASINYA)
|
I
|
31
|
29
|
31-29=
2
|
86
%
|
2
|
29
|
28
|
29-28=
1
|
92
%
|
|
3
|
29
|
29
|
29-29=
0
|
100
%
|
|
PERMUKAAN
BERVEGETASI DI HUTAN UNIVERSITAS JAMBI
|
1
|
29
|
28
|
29-28=
1
|
92
%
|
2
|
28
|
27
|
28-27=
1
|
92
%
|
|
3
|
28
|
27
|
28-27=
1
|
92%
|
4.2 PEMBAHASAN
Kelembaban udara adalah persentase jumlah uap air yang ada
diudara. Kelembaban di udara dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu : Radiasi
Matahari, Jumlah Vegetasi, Luas Daratan dan Lautan, Kecepatan Angin.
Selain dipengaruhi oleh radiasi matahari, suhu juga
dipengaruhi oleh curah hujan yaitu apabila curah hujan tinggi maka suhu
akan menurun sedangkan pada waktu curah hujan rendah maka suhu akan meningkat.
Dari penjelasan tersebut kita dapat mengetahui pada waktu hujan suhu
tertinggi pada waktu thermometer diletakkan dibawah tajuk tanaman , sebab
hujan akan tertahan di bawah tajuk tanaman dan tidak langsung diterima oleh
thermometer, berbeda saat Thermometer diatas tajuk tanaman karena di
kedua ini thermometer akan langsung menerima hujan dan suhu akan turun dengan
sendirinya.
Kelembaban tinggi artinya ada banyak uap air di udara, dan
kelembaban rendah berarti hanya sedikit uap air di udara Kelembaban udara dapat
dinyatakan sebagai : Kelembaban absolut, kelembaban nisbi (relatif), maupun
defisit tekanan uap air.
Kelembaban
absolut = kandungan uap air (dpt dinyatakan dengan massa uap air atau
tekanannya) per satuan volume (kg/m3)
Kelembaban
nisbi (relatif) = perbandingan kandungan (tekanan) uap air aktual dengan
keadaan jenuhnya (g/kg).
Defisit
tekanan uap = selisih antara tekanan uap jenuh dengan tekanan uap actual
Kelembaban relatif (Relative humidity = RH)
1. Paling umum digunakan tetapi sering
disalah mengerti
2.
Tidak menunjukkan jumlah uap air
yang sebenarnya di udara
3.
Tergantung suhu udara. Udara yang panas
memiliki kemampuan yang besar dalam menampung uap air dibandingkan udara
yang dingin. Pada udara dingin air akan cenderung berbentuk cair bukan uap.
Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas
atmosfer yang terkandung, termasuk uap air. Jika massa uap air tidak diikutkan
maka disebut sebagai massa udara kering (dry air)
Data klimatologi kelembaban nisbi (relatif) atau relative
humidity (disingkat RH) dan dinyatakan dalam% (persen). Kelembaban
diukur sebagai persen, relatif terhadap titik
jenuh
dimana udara tidak mampu lagi menampung tambahan uap air (i.e. 100%
kelembaban).
RH
= [ a/ s) x 100% atau (ea/es) x 100%
a
= ea = tekanan uap air aktual
s
= es = tekanan uap air pada kondisi jenuh
Jika
udara jenuh dengan uap air maka a = s dan RH
Termometer bola basah merupakan termometer yang berisikan
air raksa yang diberi warna yang didalam tabung. Dengan skala pengukuran suhu
yang tepat. Namun pada termometer bola basah ini bagian bawahnya dihubungkan
dengan air sehingga tempratur di termometer ini akan ditekan oleh air. Dengan
bantuan air ini maka akan didapatka kelmbaban nisbi udara. Termometer bola
kering merupakan termometer yang berisikan air raksa, cara kerja termometer ini
umumnya sama dengnan termometer bola basah namun pada termometer bola kering
ini tidak ada penghubungnya dengan air seperti pada termometer bola basah.
Higrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat
kelembapan pada suatu tempat. Sebuah alat pengukur kelembaban udara dengan
mempergunaka seberkas rambut yang peka lengas sebagai sensor. Seberkas rambut
direntangkan dan dihubungkan dengan kawat kuningan ke jarum yang diberi
berpegas. Sifat dari rambut yang peka lengas ini adalah bahwa rambutakan
memanjang bila sel-selnya terisi dengan air.
Untuk mendapatkan data kelembaban ini, maka mahasiswa
melakukan praktikum pengukuran kelembaban dengan bantuan alat hygrometer
dan termohigrograf, selain itu untuk pengambilan data kelembaban nisbi ini
termometer bola basah da bola kering menjadi patokan untuk pengambilan data.
Dengan adanya data dari termometer bola basah dan bola kering maka kelembaban
nisbi lingkungan akan bisa kita dapatkan. Cara untuk menghitung kelembaban
nisbi udara ini adalah dengan mencari rata-rata suhu ditermometer bola basah
dan di termometer bola kering. Selanjutnya hasil rata-rata termometer bola
kering dikurangkan dengan termometer bola basah. Dari selisih ini maka akan
didapatkan kelembaban nisbi udara dengan bantuan tabel.
Hubungan Kelembaban Dengan Tanaman
Untuk tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu, karana
apabila kelembaban tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman
akan terganggu.
Hubungan Kelembaban dengan Hama dan Penyakit
Kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap peynakit
dibidang pertanian. Kelembaban udara yang terlalu tinggi akan menyebabkan
penyakit semakin berkembang,penyakit akan menyebar secara luas bila kelembaban
udara lingkungan sesuai dengan kelembaban optimalnya. Sebagai contoh, penyakit
akan menyebar dengan bantuan hujan, dengan hujan maka bakteri penyebab penyakit
pada tanaman akan lebih mudah berpindah dari tanaman yang sudah terinfeksi ke
tanaman yang sehat shingga tanaman yang sehat akan terjangkitai penyakit yang
sama.
Namun bila kelembaban rendah dalam artian suhu tinggi maka
penyebaran penyakit akan berkurang, tapi sebaliknya hama akan berkembang.
Penyakit yang disebabkan oleh virus akan berkembang juga karna virus merupakan
mahluk yang selalu mempunyai vektor (vektor virus merupakan ham) jadi bila hama
bertambah banyak maka penyakit yang disebabkan oleh virus juga akan berkembang.
Kelembaban udara juga merupakan
salah satu unsur yang mempengaruhi kondisi / keadaan cuaca dan iklim di suatu
wilayah tertentu. Secara ilmiah, kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air
yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan wilayah (tempat)
tertentu. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban adalah
tigrometer.
Pengukuran suhu secara kuantitatif
dapat diketahui dengan ketelitian yang dapat menggunakan alat pengukur suhu
berupa thermometer. Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat dirasakan ketika
kita menyentuh benda ataupun zat tersebut.
Dari hasil pengukuran suhu dan
kelembapan udara pada berbagai tempat dengan menggunakan termometer bola basah
dan termometer bola kering dapat dinyatakan bahwa diberbagai tempat terdapat
perbedaan suhu dan kelembaban yang berbeda-beda. Hal ini dapat dibuktikan dari
pengukuran yang telah dilakukan di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan
Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di
lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi.
pengukuran suhu suatu benda dan
pengukuran diberbagai tempat pada dasarnya merupakan pengukuran yang tidak
langsung. Pada proses pengukuran, umumnya terjadi perpindahan panas dari tempat
yang akan diukur yang terbaca pada alat pengukur suhu adalah suhu setelah
terjadi kesetaraan.
Pada pengukuran suhu di lokasi
permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang
tanah sebagai vegetasinya, pada percobaan 1 (satu) diperoleh bahwa thermometer
bola kering menunjukkan suhu 31dan thermometer bola basah menunjukkan suhu
29.pada percobaan 2 (dua) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan
suhu 29dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 28.Dan pada percobaan 3
(tiga) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 29dan
thermometer bola basah menunjukkan suhu 29.
Pada pengukuran suhu di lokasi permukaan
bervegetasi di Hutan Universitas Jambi.Pada percobaan 1 (satu) diperoleh bahwa
thermometer bola kering menunjukkan suhu 29dan thermometer bola basah
menunjukkan suhu 28.pada percobaan 2 (dua) diperoleh bahwa thermometer bola
kering menunjukkan suhu 28dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 27.Dan
pada percobaan 3 (tiga) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan
suhu 28dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 27.
faktor-faktor yang mempengaruhi suhu
juga sangat erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kelembapan udara dalam
berbagai hubungan yaitu :
1. Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi.
2. Ada atau tidaknya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembapan makin tinggi, namun suhu akan menjadi sangat rendah.
1. Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi.
2. Ada atau tidaknya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembapan makin tinggi, namun suhu akan menjadi sangat rendah.
3. Pengaruh ketinggian tempat,
semakin tingginya suatu tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah
dan kelembapan udara semakin tinggi.
4. Pengaruh aktivitas manusia dipersemaian terbuka.
4. Pengaruh aktivitas manusia dipersemaian terbuka.
Setelah kita mengetahui suhu di
lokasi permukaan bervegetasi di lokasi Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi
dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di
Hutan Universitas Jambi,maka kita di anjurkan untuk menentukan kelembaban
relative dengan bantuan table kelembaban relative (%) yang terdapat pada
penuntun praktikum.
Untuk menentukan kelembaban relatif
% dari suhu bola kering dan suhu bola basah adalah dengan melihat tabel pada
penuntun praktikum,dengan rumus :
|
Berikut adalah perhitungannya :
ü Pada lokasi Lahan Praktikum
Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya :
percobaan 1 (Satu)
Dik :
Suhu Bola Kering : 31
Suhu Bola Basah : 29
Maka selisih suhu bola kering dan
bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 31- 29
= 2
%Kelembaban Relatif = 86%
percobaan 2
Dik :
Suhu Bola Kering : 29
Suhu Bola Basah : 28
Maka selisih suhu bola kering dan
bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 29- 28
= 1
%Kelembaban Relatif = 92%
percobaan 3
Dik :
Suhu Bola Kering : 29
Suhu Bola Basah : 29
Maka selisih suhu bola kering dan
bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 29- 29
= 0
%Kelembaban Relatif = 100%
ü Pada lokasi permukaan
bervegetasi di Hutan Universitas Jambi. :
percobaan 1 (Satu)
Dik :
Suhu Bola Kering : 29
Suhu Bola Basah : 28
Maka selisih suhu bola kering dan
bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 29- 28
= 1
%Kelembaban Relatif = 92%
percobaan 2
Dik :
Suhu Bola Kering : 28
Suhu Bola Basah : 27
Maka selisih suhu bola kering dan
bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 28- 27
= 1
%Kelembaban Relatif = 92%
percobaan 3
Dik :
Suhu Bola Kering : 28
Suhu Bola Basah : 27
Maka selisih suhu bola kering dan
bola basah adalah
= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah
= 28- 27
= 1
%Kelembaban Relatif = 92%
Dilihat dari hasil tersebut maka dijelaskan
bahwa suhu dan di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar
Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya lebih tinggi dari pada suhu di
lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi. Kelembaban udara
berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka
kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu
udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara
sehingga muatan air dalam udara menurun.
BAB
V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh
pada praktikum ini adalah :
- Perbandingan suhu rata-rata udara antara suhu di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi adalah suhu thermometer bola kering = 29,66 ; 28,33dan pada suhu thermometer bola basah : 28,66 ; 27,33
- Perbandingan kelembapan relatif rata-rata udara di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi adalah : 92,66% ; 92%
- Persentase kelembaban relatif udara merupakan hasil perhitungan selisih suhu antara thermometer bola kering dan thermometer bola basah.
- Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas molekul dalam atmosfer.
- kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan wilayah (tempat) tertentu.
- Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil.
7.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa kelembaban nisbi atau kelembaban relatif dapat diukur dengan
menggunakan peralatan sederhana. Pengukuran kelembaban relatif dilakukan untuk
membandingkan antara uap air di
udara pada suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara
dan dinyatakan dengan persen. Pada suhu udara yang semakin naik maka kelembaban
relatif akan semakin kecil.
5.2
SARAN
praktikum
selanjutnya hendaknya mengamati dan mencatat menggunakan alat secara langsung.
Yang terpenting adalah praktikan dapat menggunakan alat tersebut dengan benar.
DAFTAR
PUSTAKA
Lakitan, B. 1994. Dasar Klimatologi. PT Ragagrafindo Persada. Jakarta.
Michael. 1994. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang Dan Laboratorium.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Odum, Eugene. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Umar, M. Ruslan. 2006. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Karim, Kamarlis. 1986. Dasar-Dasar
Klimatologi FP Unsyiah. Banda Aceh
Soemarto, C.D. 1986. Hidrologi
Teknik. Erlangga. Jakarta.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan
pemahaman fisika atmosfer dan unsur- unsur
iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta
Hardjodinomo, Soekirno. 1975. Ilmu
Iklim dan Pengairan. Binacipta, Bandung
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar